Dari hasil berbincang dengan berbagai komunitas muda, maka hasil interaksi itu menempatkan saya sebagai pihak yang bertemu dengan bengan berbagai istilah baru, hehehe -malu dehh. Benar bahwa generasi yang tengah labil mencari jati diri dalam transisi gejolak psikologis ini sangat menyukai ANDI LAU (ANtara Dilema & gaLAU).Fasenya ditandai dengan ketertutupan akan hal pribadi, kemudian merasa memiliki batas kebenaran pribadi yang absolut dan terkadang tidak toleran terhadap lingkungan yang bersinggungan. Namun demikian, semua fase ini adalah bagian dari siklus serta proses kehidupan menuju pendewasaan dan kematangan baik secara mental dan psikologis.
Pada tahap tersebut, komunikasi dan diskusi adalah hal yang penting untuk dikembangkan, tentunya dengan pihak yang memiliki batas kematangan yang lebih baik seperti orang tua, alim ulama, psikolog profesional -seperti yang sedang menulis ini hehehe, maupun guru. Ketika saluran komunikasi tidak berlangsung, kemudian yang terjadi adalah CurCol (Curhat Colongan) pada teman setara dan sebaya yang juga tengah galau, bisa jadi dampaknya malah negatif.
Tentu hal itu bukanlah sesuatu yang kita harapkan bukan? Oh ya, teryata saya dapat satu kosakata baru: GALAU -Gak tau Antara Lanjut Atau Udahan, Jiahhh... sampai kemudian seorang muda yang bertampang cantik namun agak kusut datang dan berkonsultasi kepada saya:
Ibu, saya sudah mau menikah, tetapi dipertemukan melalui perjodohan, dan saya tidak terlalu suka dengan calon yang sedang dijodohkan oleh orang tua saya. Sebenarnya saya memiliki kekasih, teman kuliah saya, namun memang dia belum mengutarakan maksudnya kepada kedua orang tua saya karena sudah keduluan dijodohkan, sementara selama ini kekasih saya memang tidak saya perkenalkan karena dia sedang fokus bekerja untuk persiapan pernikahan kami, bagaimana menolak perjodohan ya bu? N, -wanita 25 tahun, Jakarta
Teryanya masalah itu datang dalam berbagai rupa, dan tetap harus dihadapi. Jangan pernah lari dari masalah yang menerpa Anda, karena masalah itu akan datang lagi dengan kekuatan yang terakumulasi, karena itu hadapi dan selesaikan sedari dini agar tidak berdampak akut dan sistemik dikemudian hari -istilah berdampak sistemik seperti alasan kasus BailOut Bank Century ya?
Cekidot jawaban saya kepadanya, yang terbilang agak panjang dan lebar yang sama dengan luas bin lega sebagai berikut:
Duhai Ananda N yang sedang galau. Jaman sekarang bukan jaman Siti Nurbaya -kan udah masanya Harry Potter atau KungFu Panda. Karena Jaman-nya sudah berubah maka pola komunikasi dan informasi semakin terbuka lebar untuk dapat didiskusikan bersama.
Anda tentu sebagai anak, dengan etik sopan nan santun dapat mengutarakan pada orang tua apa yang sebenarnya. Dalam hal ini, tentu Orang tua Anda mencarikan jodoh/menjodohkan dengan pilihannya, karena tidak memiliki informasi yang cukup & setahu mereka anda belum memiliki calon.
Dalam budaya kita disini apalagi usia anda sudah 25 th. Orang tua mengira bahwa anda belum ada yang mendekati/ punya pacar. Orang tua tentu memiliki perasaan tidak mau bila di judge punya anak tidak laku/ perawan tua. Nah maka orang tua berusaha agar anda segera memiliki pendamping.
Karena miskomunikasi- meskipun lebih baik miss world, hal ini berakibat tidak NYAMAN. Sebaiknya diutarakan semuanya, apalagi sang pacar sedang mempersiapkan masa depan/ persiapan perkawinan dengan anda alangkah bahagianya orang tua anda tentunya. Semua berawal dari komunikasi.
Maka perbaiki komunikasi anda. Hal serupa akan terjadi lagi apabila nanti dalam perkawinanmu komunikasi tidak berjalan dengan baik. N yang galau. Beranikan untuk bisa mengeluarkan pendapat. Semuanya ini akibat dari komunikasi yang kurang terbina dengan baik.
Sampaikan pelan-pelan melihat situasi/ suasana hati orang tua anda dan sampaikan apa uneg-uneg anda. Bahwa anda SUDAH memiliki calon pendamping namun saat ini belum diperkenalkan kepada orang tua karena Anda berdua sedang dalam masa pacaran/ penyesuaian dan melangkah mempersiapkan untk ke arah pernikahan.
Karena pernikahan itu bukan hanya sekedar setahun dua tahun or puluhan tahun tetapi sekarang dan selamanya -persis tagline iklan perhiasan. Anda sudah merasa link dengannya? Tentu semua pilihan bergantung pada Anda sebagai subjek pelaku yang akan menjalani hidup untuk berbagi berdua dan selanjutnya.
Duh semoga kita semua bisa mengimplementasikan pola komunikasi yang lebih baik kepada keluarga ya. Anak kepada orang tua dan begitupula sebaliknya secara partisipatif, terbuka dan interaktif. Aamiin, salam bahagia. Demikian semoga bermanfaat.
Pada tahap tersebut, komunikasi dan diskusi adalah hal yang penting untuk dikembangkan, tentunya dengan pihak yang memiliki batas kematangan yang lebih baik seperti orang tua, alim ulama, psikolog profesional -seperti yang sedang menulis ini hehehe, maupun guru. Ketika saluran komunikasi tidak berlangsung, kemudian yang terjadi adalah CurCol (Curhat Colongan) pada teman setara dan sebaya yang juga tengah galau, bisa jadi dampaknya malah negatif.
Tentu hal itu bukanlah sesuatu yang kita harapkan bukan? Oh ya, teryata saya dapat satu kosakata baru: GALAU -Gak tau Antara Lanjut Atau Udahan, Jiahhh... sampai kemudian seorang muda yang bertampang cantik namun agak kusut datang dan berkonsultasi kepada saya:
Ibu, saya sudah mau menikah, tetapi dipertemukan melalui perjodohan, dan saya tidak terlalu suka dengan calon yang sedang dijodohkan oleh orang tua saya. Sebenarnya saya memiliki kekasih, teman kuliah saya, namun memang dia belum mengutarakan maksudnya kepada kedua orang tua saya karena sudah keduluan dijodohkan, sementara selama ini kekasih saya memang tidak saya perkenalkan karena dia sedang fokus bekerja untuk persiapan pernikahan kami, bagaimana menolak perjodohan ya bu? N, -wanita 25 tahun, Jakarta
Teryanya masalah itu datang dalam berbagai rupa, dan tetap harus dihadapi. Jangan pernah lari dari masalah yang menerpa Anda, karena masalah itu akan datang lagi dengan kekuatan yang terakumulasi, karena itu hadapi dan selesaikan sedari dini agar tidak berdampak akut dan sistemik dikemudian hari -istilah berdampak sistemik seperti alasan kasus BailOut Bank Century ya?
Cekidot jawaban saya kepadanya, yang terbilang agak panjang dan lebar yang sama dengan luas bin lega sebagai berikut:
Duhai Ananda N yang sedang galau. Jaman sekarang bukan jaman Siti Nurbaya -kan udah masanya Harry Potter atau KungFu Panda. Karena Jaman-nya sudah berubah maka pola komunikasi dan informasi semakin terbuka lebar untuk dapat didiskusikan bersama.
Anda tentu sebagai anak, dengan etik sopan nan santun dapat mengutarakan pada orang tua apa yang sebenarnya. Dalam hal ini, tentu Orang tua Anda mencarikan jodoh/menjodohkan dengan pilihannya, karena tidak memiliki informasi yang cukup & setahu mereka anda belum memiliki calon.
Dalam budaya kita disini apalagi usia anda sudah 25 th. Orang tua mengira bahwa anda belum ada yang mendekati/ punya pacar. Orang tua tentu memiliki perasaan tidak mau bila di judge punya anak tidak laku/ perawan tua. Nah maka orang tua berusaha agar anda segera memiliki pendamping.
Karena miskomunikasi- meskipun lebih baik miss world, hal ini berakibat tidak NYAMAN. Sebaiknya diutarakan semuanya, apalagi sang pacar sedang mempersiapkan masa depan/ persiapan perkawinan dengan anda alangkah bahagianya orang tua anda tentunya. Semua berawal dari komunikasi.
Maka perbaiki komunikasi anda. Hal serupa akan terjadi lagi apabila nanti dalam perkawinanmu komunikasi tidak berjalan dengan baik. N yang galau. Beranikan untuk bisa mengeluarkan pendapat. Semuanya ini akibat dari komunikasi yang kurang terbina dengan baik.
Sampaikan pelan-pelan melihat situasi/ suasana hati orang tua anda dan sampaikan apa uneg-uneg anda. Bahwa anda SUDAH memiliki calon pendamping namun saat ini belum diperkenalkan kepada orang tua karena Anda berdua sedang dalam masa pacaran/ penyesuaian dan melangkah mempersiapkan untk ke arah pernikahan.
Karena pernikahan itu bukan hanya sekedar setahun dua tahun or puluhan tahun tetapi sekarang dan selamanya -persis tagline iklan perhiasan. Anda sudah merasa link dengannya? Tentu semua pilihan bergantung pada Anda sebagai subjek pelaku yang akan menjalani hidup untuk berbagi berdua dan selanjutnya.
Duh semoga kita semua bisa mengimplementasikan pola komunikasi yang lebih baik kepada keluarga ya. Anak kepada orang tua dan begitupula sebaliknya secara partisipatif, terbuka dan interaktif. Aamiin, salam bahagia. Demikian semoga bermanfaat.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !