BAB I
PENDAHULUAN
Kaum
muslimin mengakui sepenuh hati bahwa al qur’an merupakan petunjuk bagi
manusia.Namun demikian diakui juga bahwa tidak semua kaum muslim secara
langsung dapat memahami Al qur’an sebagai petunjuk hidup.Oleh karena itu bantuan
penafsiran dan penakwilan terhadap alqur’an sangat dibutuhkan.Peran mufassirin
untuk memberikan penafsiran – penafsiran agar al qur’an dapat dipahami dan
diamalkan sebagai petunjuk hidup yang aplikatif bagi manusia.
Ada
dua pendekatan yang digunakan dalam penafsiran al qur’an,yaitu tafsir bil
ma’tsur dan tafsir bil ra’yi.Tafsir bil ma’tsur terdiri dari tiga macam yaitu
tafsir al qur’an dengan al qur’an,tafsir qur’an dengan sunah,tafsir
dengan atsar shahabi.Sedangkan tafsir bil ra’yi dalam penafsiran al qur’an
dengan menggunakan akal atau ijtihad.Masing – masing pendekatan memiliki
kelemahan dan kelebihan.Salah satu kelemahan yang dimiliki tafsir bil ma’tsur
adalah masuknya unsur – unsur israiliyat ke dalamnya.
Pada
makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berhubungan dengan israiliyat yaitu
pengertian dan bagaimana munculnya ,bagaimana pandangan ulama tentang
israiliyat,dan pengaruhnya terhadap penafsiran alqur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
ISRAILIYAT
Israiliyat adalah bentuk jamak dari kata israiliyah yang dinisbatkan
kepada kata “israil”.Kata tersebut berasal dari bahasa Ibrani yang secara
etimologi berarti “hamba Tuhan”.[1]Menurut
para ahli tafsir ,bahwa ungkapan israil dalam qur’an,merujuk kepada keturunan
Nabi Ya’qub,yang kemudian dikenal dengan nama Yahudi. Dalam sejarah disebutkan
bahwa Ya’qub dikaruniai 12 orang anak,salah satu putranya yang menonjol bernama
Yahuda yang kemudian dijadikan sebutan bagi keturunan Nabi Ya’qub bin Ishaq bin
Ibrahim.Sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Dawud menyebutkan bahwa “sekelompok
Yahudi datang menemui nabi.Mereka kemudian ditanya,”Tahukah kalian bahwa israil
itu Nabi Ya’qub?Ya,jawab mereka.Kemudian Nabi mengucapkan Ya Tuhan,saksikanlah
pengakuan mereka.
Menurut terminologi Israiliyat
menurut Az Zahabi ada dua pengertian
1. Kisah dan
dongeng kuno yang menyusup ke dalam tafsir dan hadis yang sumber periwayatannya
kembali kepada sumber yahudi.
2. Sebagian
ahli tafsir dan hadis memperluas lagi pengertian Israiliyat ini sehingga
meliputi cerita – cerita yang sengaja diselundupkan oleh musuh – musuh islam ke
dalam tafsir dan hadis,yang sama sekali tidak dijumpai dasarnya dalam sumber-
sumber lama.[2]
Menurut Ahmad Khalil,Israiliyat
adalah kisah- kisah dan riwayat – riwayat dari ahli kitab,baik yang berhubungan
dengan ajaran agama mereka maupun yang tidak ada hubungannya.[3]Ahmad
Khalil mengatakan bahwa Israiliyat merupakan pembaharuan dari berbagai agama
dan kepercayaan yang menyusup ke Jazirah Arab Islam yang mereka dapati dari
negeri yang mereka(yahudi)singgahi
selama perjalanannya ke timur maupun ke barat.
Dari beberapa pengertian di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud Israiliyat adalah Semua unsur yang
berasal dari kisah – kisah Yahudi,Nasrani,dan lainnya serta bentuk – bentuk
kebudayaan mereka yang yang masuk dalam tafsir al qur’an.
B.LATAR
BELAKANG TIMBULNYA ISRAILIYAT
1.LATAR BELAKANG
Masuknya kisah Israiliyat ke dalam
wilayah penafsiran al qur’an diawali dengan masuknya pengetahuan tentang
israiliyat itu sendiri ke dalam lingkungan pengetahuan bangsa Arab pra
islam.Dalam kaitan ini,sejumlah ahli kitab yang sebagian besar terdiri dari
orang yahudi,sejak dahulu telah melakukan imigrasi besar – besaran ke Jazirah
Arabia[4].Selain
itu orang –orang yahudi juga sebelumnya sudah sejak lama berkelana ke arah
timur dan ke arah barat.Setelah kembali ke negeri asal,mereka membawa berbagai
berita keagamaan yang dijumpai di negeri – negeri yang mereka singgahi
Orang
– orang Arab pra islam pun sering kali melakukan perjalan untuk berniaga ke
negeri Yaman pada musim dingin dan ke negeri Syam pada musim panas.Sebagaimana
Q.S Quraisyi:1-4
É#»n=\}
C·÷tè%
ÇÊÈ öNÎgÏÿ»s9¾Î)
s's#ômÍ
Ïä!$tGÏe±9$#
É#ø¢Á9$#ur
ÇËÈ (#rßç6÷èuù=sù
¡>u
#x»yd
ÏMøt7ø9$#
ÇÌÈ üÏ%©!$#
OßgyJyèôÛr&
`ÏiB
8íqã_
NßgoYtB#uäur
ô`ÏiB
¤$öqyz
ÇÍÈ
Artinya:. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, Maka
hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi
makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari
ketakutan.(QS.Quraisyi:1-4)
Di
kedua negeri tersebut banyak berdiam orang orang ahli kitab,yang sebagian besar
dari kalangan Yahudi sehingga dapat dipastikan terjadi interaksi dan komunikasi
antara kedua belah pihak dalam bertransaksi.Hal ini sangat memungkinkan bagi
masuknya pengetahuan Yahudi ditengah – tengah masyarakat bangsa Arab.
Setelah
Islam datang dan berkembang ,sejak rasulullah hijrah ke Madinah,Kontak – kontak
semacam itu masih berlangsung.Sementara itu,di Madinah juga banyak berdiam
kelompok Yahudi seperti Bani Qunaiqa’,Bani Qunaizhah,Bani Al Nadir,suku Khazraj,suku
Aus dan lain - lain.Kondisi yang demikian tentu tidak dapat dihindari kemungkinan
tukar menukar informasi mengenai berbagai masalah antar mereka dan kaum muslim
saat itu.
Dalam hal ini muncul istilah Midras kala itu,Midras
adalah semacam majelis – majelis pengajian,dimana para ahli kitab mengkaji
pengetahuan keagamaan yang mereka warisi secara turun – temurun,baik yang
bersumber dari kitab – kitab agama serta ulasan – ulasannya,maupun yang berasal
dari pendeta – pendeta mereka.Bahkan diantara sahabat nabi ada yang suka mendatangi majelis –
majelis tersebut guna mendengarkan apa yang disajikan di sana.[5]Disamping itu ada sejumlah
tokoh yahudi yang masuk ke dalam islam,seperti Abdullah ibn Salam,Abdullah ibn
Saba,Abdullah ibn Suriya,Ka’ab al Ahbar ,dan lain – lain,yang mana mereka itu
memilliki pengetahuan yang luas tentang agama Yahudi,menduduki posisi cukup
terpandang di kalangan kaum muslimin.[6]
Dalam perkembangan
berikutnya,terdapat faktor - faktor lain
yang ikut mendukung masuknya kisah – kisah israiliyat itu ke dalam
islam,seperti diterjemahkannya kitab Taurat dari bahasa ibrani ke dalam bahasa
Arab,yang menurut Ibn al Nadim dilakukan oleh orang yang bernama Ahmad Ibn
Salam.Hal ini jelas memegang peranan dalam pesatnya periwayatan Israiliyat
,terutama dari kalangan yahudi,kemudian juga dari kalangan Nasrani yang sudah
memeluk islam misanya Tamim al Dariy dan lain – lain.
2.MASUKNYA ISRAILIYAT DALAM PENAFSIRAN AL
QUR’AN
Masuknya
kisah – kisah israiliyat ke dalam tafsir qur’an sudah dimulai sejak zaman
sahabat.Hal ini terjadi mengingat adanya beberapa persesuaian antara Qur’an ,Taurat dan Injil di dalam
mengetengahkan beberapa persoalan,dengan sedikit perbedaan ,yakni dalam Al
qur’an menampilkannya secara singkat terbatas
mengenai hal – hal yang dapat
dijadikan sebagai bahan pengajaran dan suri tauladan.sedangkan Taurat dan injil
cenderung mengupas secara lebih terperinci.Sehingga sebagian mufassir
beranggapan bahwa kembali dan bertanya kepada ahli kitab merupakan salah satu
sumber penafsiran dikalangan sahabat.Namun dengan demikian para sahabat tidak
cepat(gegabah) dalam menerima kisah –
kisah israiliyat tersebut tetapi mereka meneliti terlebih dahulu
kebenarannya,karena mereka senantiasa ingat terhadap pesan rasulullah :
“Janganlah kalian benarkan orang – orang
ahli kitab dan janganlah kalian (keburu) mendustakannya.Dan hendaklah kalian
katakan “kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami
serta kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kalian”.[7]
Hadis tersebut dimaksudkan agar bersikap
hati – hati dan waspada terhadap berita
– berita ahli kitab,harus diselidiki
terlebih dahulu kebenarannya.Apabila benar boleh diterima,sebaliknya bila
bertentangan dengan syariat maka harus menolaknya dan inilah sikap para
sahabat.
Di
antara bukti yang menunjukkan sikap tegasnya
dan kehati – hatiannya para sahabat dalam menerima israiliyat itu adalah
itu berangkat dari sabda rasulullah SAW dalam mensifati hari jumat sebagai
berikut :
Di
dalamnya terdapat suatu waktu yang apabila seseorang kebetulan sedang melakukan
sholat dan minta sesuatu kepada Allah,maka Allah pasti mengabulkannya.Kemudian
rasul memberikan isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu
tersebut.
Para ulama berbeda pendapat dalam
menentukan waktu tersebut,apakah satu jumat dalam setahun atau setiap jumat.Dalam
hal ini Abu Hurairah bertanya kepada Ka’ab al Ahbar.Dan Ka’ab menjawab hanya
satu Jumat dalam satu tahun.Abu Hurairah menolak jawaban tersebut dan
menyatakan bahwa waktu itu adalah terdapat dalam setiap jumat.Kemudian Ka’ab
mencarinya dalam kitab taurat dan ternyata keterangan tersebut didapatkan
sesuai dengan apa yang dikatakan Abu Hurairah.
Namun
sikap kehati – hatian para sahabat dalam menerima Israiliyat ternyata tidak
diikuti oleh generasi sesudahnya.Setelah masa sahabat periwayatan israiliyat
semakin meluas hal ini berhubungan pula dengan semakin banyaknya kalangan ahli
kitab yang memeluk agama islam.
Sejarahwan
Muslim terkemuka,Ibnu Khaldun dalam menanggapi informasi mengenai meluasnya
periwayatan Israiliyat ini,mengembalikannya kepada dua pertimbangan :[8]
1.
Pertimbangan
kemasyarakatan yakni karena kesederhanaan pemikiran orang – orang Arab pada
umumnya ketika itu .
2.
Pertimbangan
keagamaan yakni karena cerita – cerita yang dinukilkan itu bukanlah itu bukan
masalah hukum yang membutuhkan penelitian dalam menguji nilai kebenarannya.
D.MACAM – MACAM ISRAILIYAT
Cerita
– cerita israiliyat terbagi menjadi tiga bagian :
1.
Jika
dilihat dari sudut pandang sahih dan tidaknya cerita israiliyatterbagi menjadi
dua:
a.
Cerita
yang shahih
Contoh:”Menceritakan kepada kami
Mustani dari Usman bin Umar dari Fulaih
dari Hilal bin Ali dari Ata bin
Yasir,Ia berkata :aku telah bertemu Abdullah bin Amr dan berkata
kepadanya:ceritakanlah olehmukepada tentang sifat Rosulullah yang diterangkan
dalam kitab Taurat!Ia berkata :Ya,Demi Allah sesungguhnya sifat Rasulullah
dalam Taurat sama seperti yang diterangkan dalam Al Qur’an;”Wahai
Nabi,sesungguhnya kami mengutusmu srbagai saksi,pemberi kabar gembira,pemberi
peringatan,”dan pemelihara orang – orang yang ummi.Engkau adalah hambaKu dan
rasulKu ,namamu dikagumi,engkau tidak kasar dan tidak pula keras.Allah tidak
akan menyabut nyawanya sebelum agama islam tegak dan lurus yaitu dengan ucapan
:Tiada Tuhan yang patut disembah dengan sebenar – benarnya kecuali Allah.Dengannya
pula Allah akan membuka telinga yang tuli,membuka mata yang buta.Ata
berkata:Kemudian aku bertemu dengan Ka’ab lalu aku bertanya kepadanya tentang
masalah tersebut.Maka tiada perbedaan kata apapun juga.
b.Cerita israiliyat yang dhaif
Contoh:
Ibnu Hatim berkata,telah berkata ayahku,ia berkata :aku mendapat berita dari
Muhammad bin Ismail Al Makhzumi,telah menceritakan kepadaku Lais bin Abu
Sulaim,dari Mujahid,dari Ibnu Abbas,ia berkata:Allah telah menciptakan di bawah
ini laut yang melingkupnya,didasar laut.Ia menciptakan sebuah gunung yang
disebut qaf .Langit dunia ditegakkan diatasnya .Dibawah gunung tersebut Allah
menciptakan bumi sepeti ini,yang jumlahnya tujuh lapis .
2.Dilihat dari sudut pandang sesuai
atau tidak sesuai dengan syariat islam.Dibagi menjadi 3:
a.Cerita
yang sesuai dengan syariat islam
Contoh:Telah
menceritakan kepada kami dari Yahya bin Bukhair,dari Lais,dari Khalid ,dari Said bin Abu Hilal,dari
Zaid bin Aslam,dari Ata’ bin Yasir,dari Abu Said Al Khudri,Ia berkata bahwa
Rasulullah bersabda:”adalah bumi itu pada hari kiamat nanti seperti segenggam
roti.Allah menggenggamnya dengan kekuasaanNya,sebagaimana seseorang menggenggam
roti di perjalanan .Ia merupakan bagi
ahli surga.Kemudian datanglah seorang laki – laki dari Yahudi ,dan berkata
:semoga Allah mengagungkan engkau wahai Abal Qasim,tidaklah aku ingin
menceritakan kepadamu tempat ahli surga pada hari kiamat nanti?Rasul
menjawab:Ya,Tentu.Kemudian laki – laki tadi menyatakan bahwasanya bumi ini
segenggam roti sebagaimana dinyatakan oleh nabi.Kemudian Rasul melihat kepada
kami semua,lalu tertawa sampai kelihatan geraham giginya.
b.
Cerita yang bertentangan dengan syariat islam
Contoh:Harun a.s adalah nabi yang
membuat anak sapi untuk Bani Israil,lalu ia mengajak mereka untuk menyembahnya.
Demikian
juga yang diriwayatkan dalam sebuah
kitab Safarut Takwim,Allah menyelesaikan seluruh pekerjaanNya pada hari
ketujuh,lalu beristirahatlah pada hari yang ketujuh tersebut.
c.
Cerita
yang didiamkan oleh syariat islam,yaitu cerita yang tidak dibenarkan dan juga
tidak ada yang menolaknya.
Contoh:Seoarang
laki – laki dari Bani Israil memiliki harta yang banyak dan seorang anak
perempuan.Dan ia juga mempunyai keponakan dari saudara laki – lakinya yang
miskin.Kemudian keponakanya ingin menikahi anak perempuanya tersebut tetapi
orang tersebut menolak mengawinkannya.Kemudian keponaknnya marah dan ingin
membunuh pamannya tersebut,merampas hartanya,menikahi anak perempuannya dan
mengambil diyatnya.Keesoksn harinya pemuda itu datang bersamaan dengan pedang
bani israil lainnya.Kemudian mengajak pamannya ikut dengannya dengan harapan
mudah – mudah dapat berhasil.tetapi sampai di ujung gang pemuda trsebut
membunuh pamannya tetapi pemuda tersebut menuduh pedagang bani israil yang
membunuhnya.Dan pemuda tersebut berkata:”kalian telah membunuh pamanku
,bayarlah diyatnya”.Lalu ia melaporkannya kepada nabi Musa dan menetapkan diyat
bagi pedagang tersebut.Mereka berkata;Ya Rasulullah,berdoalah kepada
Tuhan,Muadah – mudah Tuhan memberi petunjuk kepada kita,siapa yang melakukan
hal ini ,nanti keputusan dibrikan kepada
pelaku.Demi Allah sesungguhnya membayar diyat itu mudah bagi kami akan tetapi
kami sangat malu dengan perbuatan
trsebut.Peristiwa teersebut dikaitkan dengan surat Al Baqarah ayat 72:
øÎ)ur óOçFù=tFs% $T¡øÿtR öNè?øÀuº¨$$sù $pkÏù ( ª!$#ur ÓlÌøèC $¨B öNçFZä. tbqãKçFõ3s? ÇÐËÈ
Artinya: Dan
(ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh
tentang itu. dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama Ini kamu
sembunyikan.
3.Dilihat dari segi
materinya,dibagi menjadi tiga:
a. Cerita yang
berhubungan dengan akidah.
Contoh:Q.S Az Zumar ayat
67
$tBur (#râys% ©!$# ¨,ym Í nÍôs% Þ ....
Artinya:. Dan mereka tidak
mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya
Yaitu sebagai
berikut:Telah menceritakan kepada kami Syaibah dari Mnsyur dari Ibrahim,dari
Ubaidah,dari Abdillah,ia berkata telah datang kepada Nbi nseorang ulama yahudi
dan berkata:Wahai Muhammad,Kami telah menemukan bahwasanya langit diciptakan
diatas sebuah jari,bumi – bumi pada sebuah jari pula,air dan bintang pada
sebuah jari pula dan makhluk yang lainnya pada sebuah jari pula.kemudian ia
berkata:Kami adalah raja.Mendengar itu semua nabi tertawa,membenarkan
ucapannya.Kemudian nabi membaca ayat yang artinya:”Dan mereka tidak
mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya . . . “
b.Cerita
yang berhubungan dengan masalah hukum.
Contoh:Q.S.
Ali Imron:93
* @ä. ÏQ$yè©Ü9$# tb$2 yxÏm ûÓÍ_t6Ïj9 @ÏäÂuó Î) wÎ) $tB tP§ym ã@ÏäÂuó Î) 4n?tã ¾ÏmÅ¡øÿtR `ÏB È@ö6s% br& tA¨t\è? èp1uöqG9$# 3 ö@è% (#qè?ù'sù Ïp1uöqG9$$Î/ !$ydqè=ø?$$sù bÎ) öNçGZä. úüÏ%Ï»|¹ ÇÒÌÈ
Artinya: Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan
makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum
Taurat diturunkan.Katakanlah: "(Jika kamu mengatakan ada makanan yang
diharamkan sebelum turun Taurat), Maka bawalah Taurat itu, lalu Bacalah dia
jika kamu orang-orang yang benar".
Telah
menceritakan kepada kami,Ibrahim bin Munzir,dari Abu Damrah,dari Musa bin
Uqbah,dari Nafi’,dari Abdullah bin Umar,bahwasanya orang – orang yahudi datang
kepada nabi membawa dua orang, laki – laki dan perempuan yang telah berbuat
zina.Nabi bersabda:Bagaimana tindakan kamu sekalian terhadap orang yang berbuat
zina?.Mereka menjawab:Mengucur air panas kepada keduanya dan memukulnya.Nabi
bersabda:Tidaklah kalian menemukan hukumnya dalam kitad Taurat?mereka
menjawab:Kami tidak menemukan apapun di dalamnya.Abdullah bin Salam
berkata:kalian berdusta,ambilah kitab taurat dan bacalah!Kemudian ia membaca
kitab taurat dan menunjukkannya kepada mereka,ayat apakah ini?mereka
menjawab:ayat tentang rajam.Kemudian rasul memerintahkan keduanya untuk dirajam
pada tempat dimana mereka akan dikuburkan.
b.
Cerita
yang berhubungan dengan nasihat atau kejadian yang tidak berkaitan nasihat dengan
kejadian yang berkaitan erat dengan akidah dan hukum.
Contoh:Surat Hud
ayat 37
ÆìoYô¹$#ur y7ù=àÿø9$# $uZÏ^ãôãr'Î/ $oYÍômurur wur ÓÍ_ö7ÏÜ»séB Îû tûïÏ%©!$# (#þqßJn=sß 4 Nåk¨XÎ) tbqè%tøóB ÇÌÐÈ
Artinya:Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk
wahyu kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang
zalim itu; Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
Muhammad bin Ishak telah
menerangkan bahwa di dalam kitab Taurat,Allah menyuruh nabi Nuh untuk membuat
kapal dari kayu jati.Kapal itu panjangnya delapan puluh sikut,lebarnya lima
puluh sikut,luar dan dalamnya dipenuhi dengan kaca,dan dilengkapi dengan alat –
alat yang tajam yang dapat membelah air.[9]
C.PANDANGAN PARA ULAMA TENTANG ISRAILIYAT
Ada
beberapa ulama memberikan pendapat tentang pengambilan israiliyat dalam tafsir
al qur’an ,di antaranya:
1.Ibnu Taimiyah
Ibnu
Taimiyah dalam kitabnya “Muqaddimah fi Ushuli At Tafsir”halaman 26-28 yang
dikutip Dr.Husein Az Zahabi,membagi
cerita – cerita Israiliyat kepada tiga macam:
a. Cerita yang diketahui keshahihannya dan dibenarkan oleh
islam,maka cerita israiliyat tersebut sahih.
b.Cerita yang diketahui kedustaannya
karena bertentangan dengan islam.
c.Cerita – cerita yang islam tidak
membenarkannya tetapi juga tidak menyalahkannya(maskut anhu).
Menurutnya yang boleh diterima hanyalah
cerita – cerita israiliyat yang pertama.penerimaan bukan untuk i’tiqad akan
tetapi hanya untuk isytisyhad(pembuktian).Sementara itu yang dua lainnya pada
intinya tidak boleh diambil.
2 .Ibnu Kasir
Ibnu
Kasir membagi israiliyat ke dalam tiga macam :
a.
Cerita
– cerita yang sesuai kebenarannya dengan al qur’an ,berarti cerita itu
benar.Dalam hal ini cukuplah al qur’an dijadikan pegangan dan hujjah.
b.
Cerita
yang terang – terangan dusta,karena menyalahi ajaran islam.cerita tersebut harus
ditinggalkan karena merusak aqidah.
c.
Cerita
yang didiamkan(maskut anhu)yaitu cerita yang tidak ada keterangan kebenaran di
dalam qur’an tapi juga tidak bertentangan dengan qur’an.Cerita tersebut tidak
boleh dipercaya dan tidak boleh kita dustakan.Misalkan nama – nama Ashabul
kahfi dan jumlahnya .namun cerita tersebut boleh diriwayatkan dengan hikayat.
3.Al Biqa’i
Pandangan
Al Biqai terhadap cerita – cerita israiliyat juga senada dengan dengan
pandangan Ibnu Taimiyah dan Ibnu Kasir.Dia membolehkan cerita – cerita tersebut
dimuat dalam tafsir Al qur’an selama tidak bertentangan dengan ajaran islam.Dan
beliau mengingatkan bahwa cerita itu dimuat hanya sebagai isti’nas saja bukan
untuk dijadikan dasar aqidah dan dasar hukum.
4.Ibnu Al ‘Arabi
Menurut
beliau bahwa riwayat Bani Israilyang boleh diriwayatkan dan dimuat dalam tafsir
Al qur’an adalah hanya sebatas pada cerita mereka yang menyangkut keadaan diri
mereka sendiri.Sedangkan riwayat mereka yang menyangkut orang lain masih sangat
perlu dipertanyakan dan membutuhkan penelitian yang lebih cermat.Dlam hal ini
Ibnu Al ‘Arabi lebih berhati – hati lagi
untuk memasukkan israiliyat ke dalam tafsir al quran.
5.Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas
Kedua
tokoh ini mengatakan bahwa meriwayatkan kisah – kisah israiliyat boleh.Ternyata
keduanya banyak meriwayatkan aqwal ahli kitab 56 dari empat orang yang sudah
masuk islam yaitu Ka’ab al Akhbari,Wahab bin Munabah,Abdullah bin Salam,dan
Tamim al Dar[10].Empat
orang ini terkenal tidak membuat cerita –cerita palsu,cerita yang disampaikan
kepada muslim itu benar.Ibnu Mas’un dan Ibnu ‘Abbas mengatakan boleh mengambil cerita
israiliyat,meriwayatkan,serta memuatnya dalam al qur’an berdasarkan hadis
rasul:
“Janganlah
kalian benarkan orang – orang ahli kitab dan janganlah kalian (keburu)
mendustakannya.Dan hendaklah kalian katakan “kami beriman kepada Allah dan
kepada apa yang diturunkan kepada kami serta kami beriman kepada apa yang
diturunkan kepada kalian”.
6.Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash
Dalam
perang Yamrukbeliau menemukan beberapa kitab Yahudi dan Nasrani lalu dipelajari.Setelah
dipahaminya dari kitab- kitab tersebut kemudian diceritakan kepada saudara –
saudara muslimdengan berdasarkan hadis diatas.Tujuan beliau menceritakan
tersebut bukan untuk dasar i’tiqad dan bukan dasar hukumtetapi hanya sekedar
istisyad.
Dari enam kelompok
orang tersebut hanya Ibnu al ‘Arabi yang sangat berhati – hati dalam mengambil
dan memasukkan israiliyat dalam tafsir al qur’an.
D.PENGARUH ISRAILIYAT DALAM PENAFSIRAN
Dalam
meriwayatkan israiliyat mengandung bahaya yang sangat besar dikalangan kaum
muslimin,khususnya terhadap akidah dan perkembangan pemikiran mereka.Dampak
yang ditimbulkan dari periwayatan israiliyat adalah[11]:
1.
Dapat
merusak aqidah.Misalnya israiliyat digunakan untuk menafsirkan firman Allah.
2.
Dapat
memberikan gambaran seakan – akan itu agama khurafat dan takhayyul yang menyesatkan.
3.
Dapat
menghilangkan kepercayaan terhadap ulama- ulama salaf yang sholeh baik dari
kalangan sahabat maupun tabi’in,seperti Abu Hurairah,Ibnu ‘Abbas,Ibnu
Mas’ud,Wahb ibn al Munabih,dan beberapa mufassir modern.
4.
Dapat
memalingkan perhatian manusia dari maksud diturunkannya Al qur’an menuju kepada
pembahasan yang sama sekali tidak berfaidah dan hanya membuang – buang waktu.
5.
Dapat
menimbulkan sikap apriori terhadap hampir semua tafsir ,terutama tafsir-
tafsir masa- masa awal,dikalangan
sebagian peminat ilmu tafsir.Karena boleh jadi dalam perkiraan dan pemikirannya
tafsir – tafsir itu berasal dari sumber yang sama,dan mereka menganggapnya sama
saja.
BAB
III
SIMPULAN
Israiliyat
adalah Semua unsur yang berasal dari kisah – kisah Yahudi,Nasrani,dan lainnya
serta bentuk – bentuk kebudayaan mereka yang yang masuk dalam tafsir al qur’an.
Masuknya kisah – kisah israiliyat ke dalam tafsir qur’an sudah dimulai sejak
zaman sahabat. Ada beberapa ulama
memberikan pendapat tentang pengambilan israiliyat dalam tafsir al qur’an ,di
antaranya:
1.
Ibnu
Taimiyah dan Ibnu Kasir
2.
Al
Biqa’i
3.
Ibnu
Al ‘Arabi
4.
Ibnu
Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas
5.
Abdullah
bin ‘Amru bin Al ‘Ash
Dari enam kelompok
orang tersebut hanya Ibnu al ‘Arabi yang sangat berhati – hati dalam mengambil dan
memasukkan israiliyat dalam tafsir al qur’an. Dalam meriwayatkan israiliyat
mengandung bahaya yang sangat besar dikalangan kaum muslimin.Hal tersebut tidak
menutup kemungkinan bahkan sangat mungkin terjadi dikalangan kaum muslimin bila
para mufassir tidak
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar,Abu.Ulumul
Qur’an Sebuah Pengantar.(Amzah:2009)
Syadali
Ahmad ,Ulumul Qur’an I(Bandung:cetakan I.1997)
Usman,Ilmu
Tafsir(Yogyakarta:Teras,2009)
[1] Usman,Ilmu Tafsir(Yogyakarta:Teras,2009)hlm 33 dan lihat Khalaf Muhammad al Husainiy,al Yahudiyyah
Bain al Masthiyyah wa al Islam(Mesir:al Muassasah al Misriyah al
‘ammah,1964)hlm 14
[2] Syadali Ahmad ,Ulumul Qur’an I(Bandung:cetakan I.1997)hlm106 dan Lihat
Husein Az Zahabi,Israiliyat Fi Tafsir wa al Hadis(Kairo:Majma’ al Buhus al
Islamiyah,1997)hlm:22
[3]Ibid,hlm 106 dan Lihat
A.Khalil,Dirasat fi Alqur’an(Mesir:Dar Al Ma’rif)hlm 33
[4] Usman.Op.Cit...hal 35
[5] Usman,Ilmu Tafsir(Yogyakarta:Teras,2009)hal 36
[6] Anwar,Abu.Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar.(Amzah:2009)hlm234
[7] . Usman. Op.Cit...ha 39
[8] Usman,Ilmu Tafsir(Yogyakarta:Teras,2009)hlm 43 .lebih lanjut lihat
Ibnu Khaldun,Muqoddimah,(Mesir:Daar al Bayan.t.thn)hlm 439
[9] Syadali Ahmad,op.cit .hal.268
[10] . Syadali Ahmad ,Ulumul Qur’an I(Bandung:cetakan I.1997)hlm 111
[11] .Usman. Op.Cit...hal. 69
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !