BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu al Hadis telah melalui berbagai tahap – tahap perkembangannya
dalam sejarah.Pembahasan tentang rawi sangat penting dalam kaitannya dengan
pengetahuan akan derajat hadis.Ilmu tentang rawi semakin rumit lantaran ia menyentuh
tentang segala hal yang berkaitan dengan rawi.Kadang kala nama seorang tersebut
sama dengan rawi lain,atau kunyahnya yang sama,atau seorang rawi hanya dikenal
dengan kunyahnya semata – mata sehingga perlu diketahui nama aslinya,nasabnya,sukunya
agar jelas siapa dia yang sebenarnya.
Maka dalam makalah ini akan dibahas lebih rinci tentang mutasyabih.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Al Mutasyabih
Mutasyabih artinya yang
serupa.Secara terminologi adalah keserupaan nama rawi dengan rawi yang lainnya atau
keserupaan dalam kenisbatannya dalam penulisan dan penyebutannya.[1]Para
ulama hadis menyebut mutasyabih adalah para perawi yang memiliki nama dan nama
ayahnya sama,tetapi berbeda dalam penyebutan/pengucapan.Mutasyabih merupakan
gabungan al mu’talif wa al mukhtalif dan al muttafiq wal al muftariq.
B.Bentuk
– Bentuk Mutasyabih
Al
mutasyabih memiliki beberapa bentuk antara lain:
1.
Perawi yang memiliki nama dan nama ayah yang sama dalam tulisan
tapi berbeda penyebutan.
Contoh:a)Ayyub Bin Bashir ((ايوب بن بصرdan Ayyub bin Busyair( ايوب بن بشىر )
Sesungguhnya
nama Ayyub ditemukan dua perawi yang mana nama dan nama ayahnya sama,akan
tetapi yang pertama nama ayahnya ب nya dibaca fathah dan
yang kedua بnya dibaca dhommah dan ditasghir.
b)Muhammad bin Uqeil dan Muhammad bin Aqiil.
Yang pertama adalah Al Naisaburi
dan yang kedua adalah Faryabi.Keduanya adalah dua tokoh yang sama – sama masyur
dikalangan ulama hadis.
2. Kebalikan yang pertama,perawi yang memiliki nama dengan tulisan yang sama ,pengucapannya berbeda.Tetapi nama
ayahnya sama .
Contoh: Syuraih Ibn Nu’man( شريح بن النعمان) dan Syuraij Ibn
Nu’man (سريج بن النعمان )
Syuraih sama dengan Suraij dalam tulisan,karena kedua – keduanya,asalnya
katanya (سرىح ) tetapi berbeda pengucapan
(hurufnya lain,yang satu pada awal sy(ش ) dan akhirnya h(ح ) dan yang kedua
awalnya s (س )dan akhirnya j(ج )sedangkan nama
bapaknya sama pada tulisan dan ucapan yaitu Nu’man.[2]Suraih
adalah tabi’in sedangkan Suraij adalah salah satu guru dari Bukhari.
3. Nama,nama ayahnya dan nisbahnya sama dengan tulisan tetapi berbeda pengucapannya.
Contoh:Muhammad bin Abdullah Al Mukharimi( محمد بن عبدالله المخرمى) dan Muhammad
bin Abdullah Al Makhrami(محمد بن عبدالله المخرمى).
Yang pertama nisbah pada tempat di Baghdad yaitu Mukharimi,dan yang
kedua adalah nisbah kepada Makhramah bin
Nufal.
4. Kebalikan yang ketiga,secara tertulis namanya sama tetapi berbeda
pengucapannya dan memiliki nama nisbah yang
sama.
Contoh:Hannan Al Asadi(هنان الاسدى ) dan Hayyan Al Asadi
(هيان الاسدى ).
Yang pertama adalah tabi’in dari Basrah
,dan yangt kedua adalah tabi’in dari Kuffah.
5. Secara tertulis kunyahnya sama tetapi memiliki perbedaan pengucapan dan memiliki
nisbah yang sama.
Contoh :Abu Rahhal Al Anshari (ابو الرجال الانصارى ) dan Abu Rihhal Al
Anshari (ابو الرجال الانصارى).
Yang
pertama adalah Muhammad bin Khalid Al Bashari(dhoif)sedangkan yang kedua Muhammad
bin Abdurrahman(rawi yang kuat tsiqoh).
6. Kebalikan yang kelima
Contoh:Abu Amru Al Syeburi dan Abu Amru al
Seibani.
Yang pertama kunyahnya bagi sekelompok termasuk Abu Amru dan Sa’ad bin
Iyas.Dan yang kedua Abu Amru yaitu Ishaq Abu Mirar.
C.Al Musytabih Maqlub
Al
Musytabih al Maqlub adalah nama seorang yang sama dengan nama bapak rawi
lain,baik tulisan maupun bacaannya dan sebaliknya nama rawi yang kedua sama
dengan nama bapak rawi yang pertama.[3]Musytabih
maqlub yaitu memiliki kesamaan tetapi saling tumpang tindih antara nama anak
dan ayah dari dua perawi.[4]
Contoh:Al
Aswad bin Yazid dan Yazid bin Al Aswad.Al Walid bin Muslim dan Muslim bin al
Walid.Al Bukhori pernah terbalikketika menyebut rawi yang terakhir inidalam
kitab tarikhnya.Beliau menyebutnya dengan
al Walid bin Muslim.
BAB III
KESIMPULAN
Dari
kajian aneka ragam ilmu hadis dalam konteksnya dengan pribadi – pribadi rawi
maka bisa menghantarkan seseorang pada pengetahuan akan identitas seorang rawi dan mengetahui batas – batasnya dalam segala
aspek,waktu,ruang,dan nama.
Dengan
mengetahui pribadi – pribadi rawi secara mendetail maka kita dapat mengetahui kriteria diterima
atau ditolaknya riwayat seorarng rawi,serta bersambung atau tidak sanadnya
seorang perawi tersebut.Sehingga seseorang dapat membedakan setiap rawi dengan
rawi yang lain.Sebab dalam meriwayatkan hadis banyak terdapat kesamaan
nama,kunyah.Maka dalam dalam meneliti hadis shahih atau tidak harus mampu
membedakan keserupaan nama,kunyah,laqab yang serupa antara rawi yang satu
dengan rawi yang lain.
Mutasyabih adalah para
perawi yang memiliki nama dan nama ayahnya sama,tetapi berbeda dalam penyebutan/pengucapan.Mutasyabih
merupakan gabungan al mu’talif wa al mukhtalif dan al muttafiq wal al muftariq.Mutasyabih memiliki berbagai
bentuk yang mengantarkan kita pada pemahaman yang benar dan tidak keliru dengan
perawi yang lain sebab apabila keliru dengan perawi lain akan mempengaruhi
kualitas sebuah hadis.
DAFTAR PUSTAKA
Totok Jumantono.Kamus Ilmu Hadis.(Jakarta:Bumi Aksara,1997)
Nurudin Itr.Ulum Al Hadis 1.(Bandung:Rosda,1994)
Ali Farhat,Muhammad.Dirasah Fi Ulumul Hadis.(Kairo:Al
Fajar Al Jadid,1994)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !