Berita Terbaru :
 photo Graphic1-31_zpsc1f49be2.jpg
Home » » JIN DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN

JIN DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN


PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
            Alqur’an  ditunjukkan  dan diperuntukkan bagi kepentingan manusia.Oleh karena itu Al Qur’an adalah kitab suci tentang manusia dan kemanusiaan[1].Al qur’an diturunkan sebagai petunjuk(hudan)bagi umat manusia,sebagai penjelas terhadap petunjuk itu dan juga sebagai pembeda atau tolak ukur mengenai mana yang benar dan man yang salah.Dan setiap muslim wajib meyakini kebenarannya.
Jin  berasal dari kata bahasa Arab yaitu dari akar  kata yang terdiri dari tiga huruf ,jim (ج  ) , nuun ( ن ),dan nuun (ن  ).Menurut akar pakar – pakar bahasa ,semua kata yang terdiri dari rangkaian ketiga huruf ini mengandung makna ketersembunyian atau ketertutupan.[2]
Dalam kerangka inilah tampaknya menjadi penting untuk mencoba menggali suatu makna keagamaan dari sebuah kata dalam al Qur’an. Penelitian  ini memfokuskan tentang “Jin  dalam perspektif Al Qur’an.
Pemilihan objek penelitian Jin  dalam perspektif al Qur’an tersebut melalui sejumlah pertimbangan. Pertama, dalam Al Qur’an  kata jin sering sekali disebut yang tersebar dalam berbagai surat. Masing – masing memiliki muatan makna yang tersendiri. Sehingga dalam memahami makna memerlukan tafsir untuk memahami teks al Qur’an. Kata jin dalam al Qur’an sering muncul pada hakikatnya menunjukkan bahwa kata tersebut memang penting untuk diperhatikan(li al tanbih).
Kedua, cara makan dan minum jin yang tidak banyak diketahui manusia.Tetapi para ulama berselisih pendapat tentang hal ini. Ada sebagian ulama  yang berpendapat jin tidak makan dan tidak minum. Dan ada ulama yang berpendapat jin makan dan minum. Tentu saja para ulama tersebut mempunyai dasar sendiri, sebab dalam Qur’an tidak ditemukan ayat yang secara tegas menjelaskan hal tersebut,tetapi di dalam hadis terdapat banyak riwayat yang menjelaskan hal tersebut.
Ketiga, jin menurut al-Qur’an merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah yang memiliki perbedaan dengan makhluk lain. Perbedaan – perbedaan itu antara lain jin diciptakan dari api yang sangat panas sebelum adam , sedangkan manusia dari tanah liat kering,sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya. Ayat yang menjelaskan bahwa jin diciptakan berbeda dengan manusia yaitu QS.Al Hijr(15) ayat 26 – 27.[3]
Jin memang mempunyai kemampuan yang berbeda dengan manusia.Kelebihan jin dibanding manusia adalah Jin mampu mengarungi angkasa,pekerja berat dan gaib.
Selain perbedaan jin juga mempunyai persamaan yaitu jin ada yang berjenis kelamin laki – laki dan perempuan. Jin ada yang muslim dan ada juga yang membangkang perintah Allah, ayat yang menjelaskan hal tersebut QS.Jin(72):14-15. Jin dan manusia diciptakan hanya untuk menyembah Allah. Ayat yang menjelaskan tentang persamaan jin dan manusia adalah QS.Jin (72) ayat 6 dan Adz Dzariyat(51) ayat 56 . Dan persamaan lainnya adalah jin ada yang berjenis kelamin laki – laki dan ada yang berjenis kelamin perempuan ayat yang menjelaskan hal tersebut adalah QS.Jin : 6
Keempat, Jin  diciptakan memiliki berbagai fungsi .Salah satu fungsi jin sebagai
Dalam fungsinya sebagai hamba Allah sebagaimana firman Allah
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Sebagai hamba memang ada keharusan dan bahkan kewajiban untuk selalu patuh kepada tuhannya tetapi dalam hal ini manusia oleh Allah memberi kebebasan untuk patuh atau membangkang.[4]Selain itu jin mempunyai tugas keagaman yang lain yaitu mendengarkan ayat al Qur’an sebagaimana yang dijelaskan QS. Al Jin(72):1-2 
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang akan diteliti.
Adapun rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:
1.    Apa pengertian jin dalam perspektif Al qur’an?
2.    Bagaimana cara makan  jin  dalam perspektif Al Qur’an?
3.    Apa  perbedaan dan persamaan jin  dengan makhluk- makhluk lain?
4.    Apa fungsi jin diciptakan Allah?
                                                                             
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1.         Untuk mengetahui pemahaman  tentang manusia dalam perspektif Qur’an dan ayat- ayatnya secara mendetail.
2.         Untuk mengetahui  proses penciptaan Manusia dalam perspektif Al Qur’an.
3.         Untuk mengetahui fungsi manusia dalam perspektif Al Qur’an.


D.Manfaat Penelitian
Dari tujuan diadakannya penelitian tadi, maka adapun manfaat penelitian yaitu:
1.      Menambah khasanah Intelektual khususnya dalam bidang tafsir dan diharapkan manusia menyadari apa fungsinya sebagai manusia.
2.      Memberukan pemahaman kepada kaum muslim bagaimana Maha kuasanya Allah yang menciptakan manusia.
3.      Agar manusia bertingkah laku dimuka bumi ini sesuai yang telah ditentukan Allah dalam Al Qur’an.

E.Telaah Pustaka
            Kajian tentang jin sudah banyak dilakukan oleh para mufassir. Jin  berasal dari kata bahasa Arab yaitu dari akar  kata yang terdiri dari tiga huruf ,jim (ج  ) , nuun ( ن ),dan nuun (ن  ).Menurut akar pakar – pakar bahasa ,semua kata yang terdiri dari rangkaian ketiga huruf ini mengandung makna ketersembunyian atau ketertutupan. Buku yang berjudul Aqidah Islamiah Pola Hidup Manusia Beriman karangan Sayid Sabiq membahas tentang makhluk gaib yang harus dipercayai manusia yang beriman, sebab percaya pada yang gaib termasuk rukun iman. Maka dari itu wajib bagi setiap muslim untuk mengimani tentang hal yang gaib. 
Dan pemaparan pemaparan  karya- karya tersebut diatas maka penulis mencoba melakukan penelitian yang berbeda dengan dengan karya karya mereka dalam penelitian ini penulis menfokuskan pembahasan tentang Jin dalam perspektif Al Qur’an.

F.Kerangka Teori
Untuk mendapatkan hasil kajian yang sesuia dengan tujuan yang diharapkan maka sebelum dilaksanakan penelitian penulis akan melihat terlebih dahulu  referensi utama yang menjadi acuan. Dalam Al Qur’an dalam Al Qur’an  kata jin sering sekali disebut yang tersebar dalam berbagai surat. Masing – masing memiliki muatan makna yang  tersendiri. Dalam al Qur’an kata yang sering dipakai dalam menunjukkan makhluk halus jenis jin yaitu jin( جنّ) , jan ( جانّ), jinnah (جنّة ).[5]
Pakar bahasa Arab ,al Jauhari ( w.1005) menyatakan bahwa jan sama jin.Kata jiin adalah bentuk jamak dari kata jinniy yang berbentuk tunggal,sedangkan kata jann adalah isim jam’ atau kata yang digunakan untuk menunjukkan sekelompok jin. Al Qur’an menyebutkan kata jann sebanyak 7 kali antara lain dalam QS.al Hijr(15):26- 27, Ar Rahman ( 55): 15,39.56,74.
Kedua, cara makan dan minum jin yang tidak banyak diketahui manusia.Tetapi para ulama berselisih pendapat tentang hal ini. Ada sebagian ulama  yang berpendapat jin tidak makan dan tidak minum. Dan ada ulama yang berpendapat jin makan dan minum. Tentu saja para ulama tersebut mempunyai dasar sendiri, sebab dalam Qur’an tidak ditemukan ayat yang secara tegas menjelaskan hal tersebut,tetapi di dalam hadis terdapat banyak riwayat yang menjelaskan hal tersebut. Bagi ulama yang berpendapat bahwa jin itu cara makannya adalah tidak seperti manusia hanya sekedar menghirup aroma makanan dan minuman. Adapun ayat-ayat al-Quran yang dijadikan penguat pendapat yang menyatakan jin itu makan dan minum adalah QS.ar-Rahman (55): 46-52
Ayat–ayat diatas berbicara tentang dua macam surga yang disediakan Allah bagi hambanya yang taat dari jenis manusia dan jin. Allah mendorong mereka beramal saleh dengan  menjadikan kenikmatan surgawi yang antara lain berupa makan-makan lezat, seprti buah-buahan yang berpasang-pasangan. Seandainya jin itu tidak makan, tentu al-Quran tidak mengundang mereka beramal saleh dengan menjanjikan buah-buahan dan makanan-makanan lezat.[6] Didalam hadis yang diriwayatkan oleh muslim dan turmudzi, menjelaskan bahwa kotoran unta adalah makanan dari golongan jin.[7]
janganlah kamu beristinja’ dengan kotoran unta dan tulang, karena dia adalh makanan saudara kamu dari golongan jin”
Ketiga,jin menurut al-Qur’an merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah yang memiliki perbedaan dengan makhluk lain. Perbedaan – perbedaan itu antara lain jin diciptakan dari api yang sangat panas sebelum adam , sedangkan manusia dari tanah liat kering,sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya. Ayat yang menjelaskan bahwa jin diciptakan berbeda dengan manusia yaitu QS.Al Hijr(15) ayat 26 – 27
Jin memang mempunyai kemampuan yang berbeda dengan manusia.Kelebihan jin dibanding manusia adalah Jin mampu mengarungi angkasa,pekerja berat dan gaib. Dahulu sebelum diutusnya nabi muhammad, mereka (jin) mudah naik kelangit dan dengan tenang mendengarkan pembicaraan para maliakat. Tetapi kini walau masih memiliki kemampuan, upaya menuju kelangit dan ketenangan mendengar pembicaraan itu diusik dengan semburan api. Seperti yang dijelaskan QS.al-Jin (72): 9
Jin mempunyai kemampuan bekerja keras seperti yang dijelaskan dalam QS. As-Saba’ (34): 12-13 dan QS. Shad (38): 36-37, jin diperintahkan oleh sulaiman dan bekerja untuknya. Dan jin melakukan pekerjaan berat yang dilukiskan dalm ayat tersebut.
Selain perbedaan jin juga mempunyai persamaan yaitu jin ada yang berjenis kelamin laki – laki dan perempuan. Jin ada yang muslim dan ada juga yang membangkang perintah Allah, ayat yang menjelaskan hal tersebut QS.Jin(72):14-15. Jin dan manusia diciptakan hanya untuk menyembah Allah. Ayat yang menjelaskan tentang persamaan jin dan manusia adalah QS.Jin (72) ayat 6 dan Adz Dzariyat(51) ayat 56
Keempat, Jin  diciptakan memiliki berbagai fungsi .Salah satu fungsi jin sebagai
Dalam fungsinya sebagai hamba Allah sebagaimana firman Allah
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Sebagai hamba memang ada keharusan dan bahkan kewajiban untuk selalu patuh kepada tuhannya tetapi dalam hal ini manusia dan jin oleh Allah memberi kebebasan untuk patuh atau membangkang.[8] Para jin mengakui bahwa diantara mereka ada yang saleh dan ada yang membangkang. Seperti dijelaskan dalam QS. al-Jin(72): 11. Selain itu jin mempunyai tugas keagaman yang lain yaitu mendengarkan ayat al Qur’an sebagaimana yang dijelaskan QS. Al Jin(72):1-2. Jin muslim yang saleh itulah yang mendengarkan dan memperkenankan tuntunan al-Quran. Sebelum Nabi Muhammad bertemu secara langsung dengan para jin, mereka terlebih dahulu telah mendengarkan ayat-ayat al-Quran.
            G.Metode Penelitian
            1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersiafat kualitatif dengan menggunakan telaah kepustakaan yaitu penelitian yang menghasilkan data diskriftif berupa kata - kata[9].Dalam penelitian ini manusia ini penulis bermaksud mengetahui mausia dalam perspektif Al Qur’an yang mana sumber sumber diperoleh dari studi kepustakaan.
            2.Sumber Data
            Sumber data yang tertulis seperti dalam buku tafsir,kamus,buku –buku yang berkaitan dengan tema ataupun literatur yang lain.Dalam hal ini maka penulis membagi dua literatur:
A.Sumber  primer  yaitu sumber data yang berkaitan dengan pokok – pokok pembahasan.Sumber data diperoleh berupa ayat – ayat Al Qur’an.
B.Sumber data sekunder yaitu data yang berasal dari literatur karya para ulama yang mempunyai relevensi atas tema penelitian.
            3.Pengumpulan Data
            Langkah awal yang dilakukan penulis adalah mengumpulkan data yang primer maupun sekunder yang berhubungan dengan aspek pembahasan .Adapun yang dimaksud dengan metode tematik adalah membahas ayat  ayat yang Al Qur’an yang sesuai dengan judul yang akan ditetapkan.
            4.Analisis  Data
            Dalam menganalisis data para penulis menggunakan metode deskriftif analisis.Metode diskriftif analisis dalah satu bentuk penelitian dengan proses pengumpulan data yang berkaitan dengan tema penelitian mengenai ayat – ayat manusia guna mendapat kesimpulan tentang penafsiran manusia dalam perspektif Al Qur’an kemudian data tersebut dianalisis.
            H. Sistematika penulisan
            Untuk memudahkan pemahaman penelitian ini maka penulisan penelitian ini menggunakan sistem bab per bab untuk  mencapai kesimpulan.
Bab pertama,yang terdiri dari latar belakang ,rumusan masalah tujuan penelitian,manfaat penelitian,telaah pustaka,kerangka teori,metodologi penelitiandan sistematika penulisan.
Bab kedua,membahas pengertian manusia dalam perspektif Al qur’an.Dan proses penciptaan manusia berdasarkan ayat ayat yang ada di dalam al qur’an.
Bab ketiga,membahas tentang  perbedaan manusia dengan makhlik – makhluk lain berdasarkan ayat – ayat yang berada di dalam Al Qur’an.
Bab keempat membahas tentang fungsi manusia diciptakan oleh Allah berdasarkan ayat ayat yang ada di dalam al qur’an.




DAFTAR PUSTAKA

Basit Wahid,dkk.Evolusi Manusia dan Konsepsi Islam.(Bandung:Risalah,1984)
Lexy J. Moleong .Metode penelitian kualitatif(Bandung:Rosda,2004)
Sabiq, Sayid. Aqidah Islamiah Pola Hidup Manusia Beriman. (Bandung: Diponegoro, 2002)
Shihab, Quraish.Yang Halus dan Tak Terlihat Jin dalam Al Qur’an(Jakarta:Lentera Hati,2010)




[1] .Basit Wahid,dkk.Evolusi Manusia dan Konsepsi Islam(Bandung:Risalah,1984)h.134
[2] Quraish Shihab.Yang Halus dan Tak Terlihat Jin dalam Al Qur’an(Jakarta:Lentera Hati,2010)h. 19
[3] Ibid.,h.57
[4] . Basit Wahid,dkk.Evolusi Manusia dan Konsepsi Islam(Bandung:Risalah,1984)h.137
[5] Ibid.,h. 48
[6] Ibid h.75       
[7] Sayid Sabiq. Aqidah Islamiah Pola Hidup Manusia Beriman. (Bandung: Diponegoro, 2002) h.215
[8] . Basit Wahid,dkk.Evolusi Manusia dan Konsepsi Islam(Bandung:Risalah,1984)h.137
[9] .Lexy J. Moleong .Metode penelitian kualitatif(Bandung:Rosda,2004)hal.4
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Next Prev home
 
Support : Creating Website | Mas Imam
Copyright © 2009. GREEN GENERATION - All Rights Reserved