PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang Masalah
Alqur’an ditunjukkan
dan diperuntukkan bagi kepentingan manusia.Oleh karena itu Al Qur’an
adalah kitab suci tentang manusia dan kemanusiaan[1].Al
qur’an diturunkan sebagai petunjuk(hudan)bagi umat manusia,sebagai penjelas
terhadap petunjuk itu dan juga sebagai pembeda atau tolak ukur mengenai mana
yang benar dan man yang salah.Dan setiap muslim wajib meyakini kebenarannya.
Jin berasal dari kata bahasa Arab yaitu dari
akar kata yang terdiri dari tiga huruf
,jim (ج ) , nuun ( ن ),dan nuun (ن
).Menurut akar pakar – pakar bahasa ,semua
kata yang terdiri dari rangkaian ketiga huruf ini mengandung makna
ketersembunyian atau ketertutupan.[2]
Dalam
kerangka inilah tampaknya menjadi penting untuk mencoba menggali suatu makna
keagamaan dari sebuah kata dalam al Qur’an. Penelitian ini memfokuskan tentang “Jin dalam perspektif Al Qur’an.
Pemilihan
objek penelitian Jin dalam perspektif al
Qur’an tersebut melalui sejumlah pertimbangan. Pertama, dalam Al Qur’an kata jin sering sekali disebut yang tersebar
dalam berbagai surat. Masing – masing memiliki muatan makna yang tersendiri. Sehingga
dalam memahami makna memerlukan tafsir untuk memahami teks al Qur’an. Kata jin dalam
al Qur’an sering muncul pada hakikatnya menunjukkan bahwa kata tersebut memang
penting untuk diperhatikan(li al tanbih).
Kedua,
cara makan dan minum jin yang tidak banyak diketahui manusia.Tetapi para ulama
berselisih pendapat tentang hal ini. Ada sebagian ulama yang berpendapat jin tidak makan dan tidak
minum. Dan ada ulama yang berpendapat jin makan dan minum. Tentu saja para
ulama tersebut mempunyai dasar sendiri, sebab dalam Qur’an tidak ditemukan ayat
yang secara tegas menjelaskan hal tersebut,tetapi di dalam hadis terdapat banyak
riwayat yang menjelaskan hal tersebut.
Ketiga,
jin menurut al-Qur’an merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah yang memiliki
perbedaan dengan makhluk lain. Perbedaan – perbedaan itu antara lain jin
diciptakan dari api yang sangat panas sebelum adam , sedangkan manusia dari
tanah liat kering,sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya. Ayat yang
menjelaskan bahwa jin diciptakan berbeda dengan manusia yaitu QS.Al Hijr(15)
ayat 26 – 27.[3]
Jin
memang mempunyai kemampuan yang berbeda dengan manusia.Kelebihan jin dibanding
manusia adalah Jin mampu mengarungi angkasa,pekerja berat dan gaib.
Selain
perbedaan jin juga mempunyai persamaan yaitu jin ada yang berjenis kelamin laki
– laki dan perempuan. Jin ada yang muslim dan ada juga yang membangkang
perintah Allah, ayat yang menjelaskan hal tersebut QS.Jin(72):14-15. Jin dan
manusia diciptakan hanya untuk menyembah Allah. Ayat yang menjelaskan tentang
persamaan jin dan manusia adalah QS.Jin (72) ayat 6 dan Adz Dzariyat(51) ayat
56 . Dan persamaan lainnya adalah jin ada yang berjenis kelamin laki – laki dan
ada yang berjenis kelamin perempuan ayat yang menjelaskan hal tersebut adalah
QS.Jin : 6
Keempat,
Jin diciptakan memiliki berbagai fungsi
.Salah satu fungsi jin sebagai
Dalam
fungsinya sebagai hamba Allah sebagaimana firman Allah
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
56.
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Sebagai
hamba memang ada keharusan dan bahkan kewajiban untuk selalu patuh kepada
tuhannya tetapi dalam hal ini manusia oleh Allah memberi kebebasan untuk patuh
atau membangkang.[4]Selain
itu jin mempunyai tugas keagaman yang lain yaitu mendengarkan ayat al Qur’an
sebagaimana yang dijelaskan QS. Al Jin(72):1-2
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang akan diteliti.
Adapun
rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian jin dalam perspektif Al
qur’an?
2. Bagaimana cara makan jin dalam perspektif Al Qur’an?
3. Apa
perbedaan dan persamaan jin dengan makhluk- makhluk lain?
4. Apa fungsi jin diciptakan Allah?
C.Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui pemahaman tentang manusia
dalam perspektif Qur’an dan ayat- ayatnya secara mendetail.
2.
Untuk
mengetahui proses penciptaan Manusia
dalam perspektif Al Qur’an.
3.
Untuk
mengetahui fungsi manusia dalam perspektif Al Qur’an.
D.Manfaat Penelitian
Dari tujuan diadakannya penelitian tadi, maka
adapun manfaat penelitian yaitu:
1. Menambah khasanah Intelektual khususnya
dalam bidang tafsir dan diharapkan manusia menyadari apa fungsinya sebagai
manusia.
2. Memberukan pemahaman kepada kaum muslim
bagaimana Maha kuasanya Allah yang menciptakan manusia.
3. Agar manusia bertingkah laku dimuka bumi
ini sesuai yang telah ditentukan Allah dalam Al Qur’an.
E.Telaah Pustaka
Kajian tentang jin sudah banyak
dilakukan oleh para mufassir. Jin
berasal dari kata bahasa Arab yaitu dari akar kata yang terdiri dari tiga huruf ,jim (ج
) , nuun ( ن ),dan
nuun (ن ).Menurut akar pakar –
pakar bahasa ,semua kata yang terdiri dari rangkaian ketiga huruf ini
mengandung makna ketersembunyian atau ketertutupan. Buku yang berjudul Aqidah Islamiah Pola Hidup Manusia Beriman karangan Sayid
Sabiq membahas tentang makhluk gaib yang harus dipercayai manusia yang beriman,
sebab percaya pada yang gaib termasuk rukun iman. Maka dari itu wajib bagi
setiap muslim untuk mengimani tentang hal yang gaib.
Dan
pemaparan pemaparan karya- karya
tersebut diatas maka penulis mencoba melakukan penelitian yang berbeda dengan
dengan karya karya mereka dalam penelitian ini penulis menfokuskan pembahasan
tentang Jin dalam perspektif Al Qur’an.
F.Kerangka Teori
Untuk
mendapatkan hasil kajian yang sesuia dengan tujuan yang diharapkan maka sebelum
dilaksanakan penelitian penulis akan melihat terlebih dahulu referensi utama yang menjadi acuan. Dalam Al
Qur’an dalam Al Qur’an kata jin sering
sekali disebut yang tersebar dalam berbagai surat. Masing – masing memiliki
muatan makna yang tersendiri. Dalam al
Qur’an kata yang sering dipakai dalam menunjukkan makhluk halus jenis jin yaitu
jin( جنّ) , jan ( جانّ), jinnah (جنّة ).[5]
Pakar
bahasa Arab ,al Jauhari ( w.1005) menyatakan bahwa jan sama jin.Kata jiin
adalah bentuk jamak dari kata jinniy yang berbentuk tunggal,sedangkan kata jann
adalah isim jam’ atau kata yang digunakan untuk menunjukkan sekelompok jin. Al
Qur’an menyebutkan kata jann sebanyak 7 kali antara lain dalam QS.al
Hijr(15):26- 27, Ar Rahman ( 55): 15,39.56,74.
Kedua,
cara makan dan minum jin yang tidak banyak diketahui manusia.Tetapi para ulama
berselisih pendapat tentang hal ini. Ada sebagian ulama yang berpendapat jin tidak makan dan tidak
minum. Dan ada ulama yang berpendapat jin makan dan minum. Tentu saja para
ulama tersebut mempunyai dasar sendiri, sebab dalam Qur’an tidak ditemukan ayat
yang secara tegas menjelaskan hal tersebut,tetapi di dalam hadis terdapat
banyak riwayat yang menjelaskan hal tersebut. Bagi ulama yang berpendapat bahwa
jin itu cara makannya adalah tidak seperti manusia hanya sekedar menghirup
aroma makanan dan minuman. Adapun ayat-ayat al-Quran yang dijadikan penguat
pendapat yang menyatakan jin itu makan dan minum adalah QS.ar-Rahman (55):
46-52
Ayat–ayat
diatas berbicara tentang dua macam surga yang disediakan Allah bagi hambanya
yang taat dari jenis manusia dan jin. Allah mendorong mereka beramal saleh
dengan menjadikan kenikmatan surgawi
yang antara lain berupa makan-makan lezat, seprti buah-buahan yang
berpasang-pasangan. Seandainya jin itu tidak makan, tentu al-Quran tidak
mengundang mereka beramal saleh dengan menjanjikan buah-buahan dan
makanan-makanan lezat.[6]
Didalam hadis yang diriwayatkan oleh muslim dan turmudzi, menjelaskan bahwa
kotoran unta adalah makanan dari golongan jin.[7]
“
janganlah kamu beristinja’ dengan kotoran unta dan tulang, karena dia adalh
makanan saudara kamu dari golongan jin”
Ketiga,jin
menurut al-Qur’an merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah yang memiliki
perbedaan dengan makhluk lain. Perbedaan – perbedaan itu antara lain jin
diciptakan dari api yang sangat panas sebelum adam , sedangkan manusia dari
tanah liat kering,sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya. Ayat yang
menjelaskan bahwa jin diciptakan berbeda dengan manusia yaitu QS.Al Hijr(15)
ayat 26 – 27
Jin
memang mempunyai kemampuan yang berbeda dengan manusia.Kelebihan jin dibanding
manusia adalah Jin mampu mengarungi angkasa,pekerja berat dan gaib. Dahulu
sebelum diutusnya nabi muhammad, mereka (jin) mudah naik kelangit dan dengan
tenang mendengarkan pembicaraan para maliakat. Tetapi kini walau masih memiliki
kemampuan, upaya menuju kelangit dan ketenangan mendengar pembicaraan itu
diusik dengan semburan api. Seperti yang dijelaskan QS.al-Jin (72): 9
Jin
mempunyai kemampuan bekerja keras seperti yang dijelaskan dalam QS. As-Saba’
(34): 12-13 dan QS. Shad (38): 36-37, jin diperintahkan oleh sulaiman dan
bekerja untuknya. Dan jin melakukan pekerjaan berat yang dilukiskan dalm ayat
tersebut.
Selain
perbedaan jin juga mempunyai persamaan yaitu jin ada yang berjenis kelamin laki
– laki dan perempuan. Jin ada yang muslim dan ada juga yang membangkang
perintah Allah, ayat yang menjelaskan hal tersebut QS.Jin(72):14-15. Jin dan
manusia diciptakan hanya untuk menyembah Allah. Ayat yang menjelaskan tentang
persamaan jin dan manusia adalah QS.Jin (72) ayat 6 dan Adz Dzariyat(51) ayat
56
Keempat,
Jin diciptakan memiliki berbagai fungsi
.Salah satu fungsi jin sebagai
Dalam
fungsinya sebagai hamba Allah sebagaimana firman Allah
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
56.
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Sebagai
hamba memang ada keharusan dan bahkan kewajiban untuk selalu patuh kepada
tuhannya tetapi dalam hal ini manusia dan jin oleh Allah memberi kebebasan
untuk patuh atau membangkang.[8]
Para jin mengakui bahwa diantara mereka ada yang saleh dan ada yang
membangkang. Seperti dijelaskan dalam QS. al-Jin(72): 11. Selain itu jin
mempunyai tugas keagaman yang lain yaitu mendengarkan ayat al Qur’an
sebagaimana yang dijelaskan QS. Al Jin(72):1-2. Jin muslim yang saleh itulah
yang mendengarkan dan memperkenankan tuntunan al-Quran. Sebelum Nabi Muhammad
bertemu secara langsung dengan para jin, mereka terlebih dahulu telah
mendengarkan ayat-ayat al-Quran.
G.Metode
Penelitian
1.Jenis Penelitian
Jenis
penelitian ini bersiafat kualitatif dengan menggunakan telaah kepustakaan yaitu
penelitian yang menghasilkan data diskriftif berupa kata - kata[9].Dalam
penelitian ini manusia ini penulis bermaksud mengetahui mausia dalam perspektif
Al Qur’an yang mana sumber sumber diperoleh dari studi kepustakaan.
2.Sumber Data
Sumber data yang tertulis seperti
dalam buku tafsir,kamus,buku –buku yang berkaitan dengan tema ataupun literatur
yang lain.Dalam hal ini maka penulis membagi dua literatur:
A.Sumber primer
yaitu sumber data yang berkaitan dengan pokok – pokok pembahasan.Sumber
data diperoleh berupa ayat – ayat Al Qur’an.
B.Sumber
data sekunder yaitu data yang berasal dari literatur karya para ulama yang
mempunyai relevensi atas tema penelitian.
3.Pengumpulan Data
Langkah
awal yang dilakukan penulis adalah mengumpulkan data yang primer maupun
sekunder yang berhubungan dengan aspek pembahasan .Adapun yang dimaksud dengan
metode tematik adalah membahas ayat ayat
yang Al Qur’an yang sesuai dengan judul yang akan ditetapkan.
4.Analisis Data
Dalam
menganalisis data para penulis menggunakan metode deskriftif analisis.Metode
diskriftif analisis dalah satu bentuk penelitian dengan proses pengumpulan data
yang berkaitan dengan tema penelitian mengenai ayat – ayat manusia guna
mendapat kesimpulan tentang penafsiran manusia dalam perspektif Al Qur’an
kemudian data tersebut dianalisis.
H. Sistematika penulisan
Untuk memudahkan pemahaman
penelitian ini maka penulisan penelitian ini menggunakan sistem bab per bab
untuk mencapai kesimpulan.
Bab
pertama,yang terdiri dari latar belakang ,rumusan masalah tujuan
penelitian,manfaat penelitian,telaah pustaka,kerangka teori,metodologi
penelitiandan sistematika penulisan.
Bab
kedua,membahas pengertian manusia dalam perspektif Al qur’an.Dan proses
penciptaan manusia berdasarkan ayat ayat yang ada di dalam al qur’an.
Bab
ketiga,membahas tentang perbedaan
manusia dengan makhlik – makhluk lain berdasarkan ayat – ayat yang berada di
dalam Al Qur’an.
Bab
keempat membahas tentang fungsi manusia diciptakan oleh Allah berdasarkan ayat
ayat yang ada di dalam al qur’an.
DAFTAR
PUSTAKA
Basit Wahid,dkk.Evolusi Manusia dan Konsepsi Islam.(Bandung:Risalah,1984)
Lexy J. Moleong .Metode penelitian kualitatif(Bandung:Rosda,2004)
Sabiq, Sayid. Aqidah Islamiah Pola Hidup Manusia Beriman.
(Bandung: Diponegoro, 2002)
Shihab, Quraish.Yang Halus dan Tak
Terlihat Jin dalam Al Qur’an(Jakarta:Lentera Hati,2010)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !