Berita Terbaru :
 photo Graphic1-31_zpsc1f49be2.jpg
Home » » PENGULANGAN MA’RIFAT NAKIRAH

PENGULANGAN MA’RIFAT NAKIRAH

BAB I
PENDAHULUAN

            Melihat betapa pentingnya dan sentralnya posisi sebuah penafsiran Al Qur’an,maka harus berpegang pada kaidah – kaidah penafsiran.Salah satu kaidah tersebut adalah pengulangan ma’rifat nakirah.Pengulangan kata yang sama dalam suatu ungkapan atau kalimat mengandung maksud tertentu dari si pembicara. Pengulangan ma’rifat dengan ma’rifat, secara umum dalam bahasa arab menunjukkan kepada benda yang itu juga, sebaliknya pengulangan nakirah dengan nakirah menunjukkan kepada benda yang berlainan.
            Pengulangan ism yang terjadi dalam Al Qur’an maka ditemukan empat kategori. Pertama, pengulangan ma’rifah dengan ma’rifah, kedua pengulangan nakirah dengan nakirah, ketiga pengulangan nakirah dengan ma’rifah, keempat pengulangan ma’rifat dengan nakirah.
             Maka dalam malakah ini akan dibahas mengenai pengulangan ma’rifat nakirah.













BAB II
PEMBAHASAN

1)Pengulangan Ma’rifat dengan Ma’rifat
Pengulangan ma’rifat dengan ma’rifat adalah pengulangan kata yang sama dalam satu redaksi,kata yang pertama sama kandungan maknanya dengan kata yang kedua.[1]  Kedua  kata tersebut menunjukkan kepada satu obyek  meskipun diulang dua kali  seperti kata  ( عُسْر)di dalam ayat 5 – 6 pada surat Insyirah
¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç ÇÏÈ
Karena sesusumgguhnya bersama al ‘Usr ( kesulitan ) ada Yusra (kemudahan)[5]. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan  [6].
            Di sini kata al -‘usr (kesulitan) berbentuk marifat ditemukan dua kali, masing – masing pada ayat 5 dan 6. Ini berarti keduanya mengandung maka yang sama.
Pola serupa banyak ditemukan dalam Alquran seperti kata jinnah  dalam QS.al – Shaffat:158
(#qè=yèy_ur ¼çmuZ÷t/ tû÷üt/ur Ïp¨YÅgø:$# $Y7|¡nS 4 ôs)s9ur ÏMyJÎ=tã èp¨YÅgø:$# öNåk¨XÎ) tbrçŽ|ØósßJs9 ÇÊÎÑÈ
Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. dan Sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka )
Contoh lain kata  اْلدِّيْنَ dalam QS.Az Zumar: 2-3
!$¯RÎ) !$uZø9tRr& šøs9Î) |=»tFÅ6ø9$# Èd,ysø9$$Î Ïç7ôã$$sù ©!$# $TÁÎ=øƒèC çm©9 šúïÏe$!$# ÇËÈ Ÿwr& ¬! ß`ƒÏe$!$# ßÈÏ9$sƒø:$# 4 šúïÏ%©!$#ur (#räsƒªB$# ÆÏB ÿ¾ÏmÏRrߊ uä!$uŠÏ9÷rr& $tB öNèdßç6÷ètR žwÎ) !$tRqçÌhs)ãÏ9 n<Î) «!$# #s"ø9ã ¨bÎ) ©!$# ãNä3øts óOßgoY÷t Îû $tB öNèd ÏmÏù šcqàÿÎ=tGøƒs 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw Ïôgtƒ ô`tB uqèd Ò>É»x. Ö$¤ÿŸ2 ÇÌÈ ÇÌÈ
2.  Sesunguhnya kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
3.  Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
Contoh lain kata اّلشمس  dan اّلقمر dalam QS. Fushilat:37
ô`ÏBur ÏmÏG»tƒ#uä ã@øŠ©9$# â$yg¨Y9$#ur ߧôJ¤±9$#ur ãyJs)ø9$#ur 4 Ÿw (#rßàfó¡n@ ħôJ¤±=Ï9 Ÿwur ̍yJs)ù=Ï9 (#rßßÚó$#ur ¬! Ï%©!$#  Æßgs)n=yz bÎ) öNçFZà2 çn$­ƒÎ) šcrßç7÷ès? ÇÌÐÈ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah.
            Jelas bahwa konotasi dua kata yang berulang dalam contoh – contoh diatas menunjukkan kepada satu objek, bukan kepada dua obyek yang berlainan. Namun ada sebagian ulama yang menolak pendapat itu seperti al Syaykh Baha’al – Din dalam kitab ‘Arus al Afrah, sebagaimana yang dikutip al Suyuthi, menyatakan bahwa kaidah tersebut tidak berlaku secara umum sebab banyak ayat Al Qur’an yang meruntuhkannya seperti kata الْاِحْسَان  dalam QS.Ar Rahman :60
ö@yd âä!#ty_ Ç`»|¡ômM}$# žwÎ) ß`»|¡ômM}$# ÇÏÉÈ
Yang pertama berarti “amal”dan yang kedua berarti “pahala” padahal keduanya sama – sama ma’rifat,contoh lain  kata annafsa dalam QS.Al Maidah : 45
$oYö;tFx.ur öNÍköŽn=tã !$pkŽÏù ¨br& }§øÿ¨Z9$# ħøÿ¨Z9$$Î šú÷üyèø9$#ur Èû÷üyèø9$$Î y#RF{$#ur É#RF{$$Î šcèŒW{$#ur ÈbèŒW{$$Î £`Åb¡9$#ur Çd`Åb¡9$$Î yyrãàfø9$#ur ÒÉ$|ÁÏ% 4 `yJsù šX£|Ás? ¾ÏmÎ uqßgsù ×ou$¤ÿŸ2 ¼ã&©! 4 `tBur óO©9 Nà6øts !$yJÎ tAtRr& ª!$# y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqßJÎ=»©à9$# ÇÍÎÈ
45.  Dan kami Telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.


Yang pertama berarti pembunuh yang kedua berarti yang dibunuh, keduanya juga sama – sama ma’rifat.
Al Suyuthi menolak pandapat Baha’Al Din dengan mengatakan bahawa kritik tersebut kurang mengenai sasaran karena ال pada الْاِحْسَان itu berkonotasi jenis (umum) sama maknanya dengan nakirah.
Jika diamati dengan teliti perbedaan pendapat kedua tokoh ini sebenarnya tidak terlalu prinsipil tapi bersifat lafdzi (redaksional )karena pada dasarnya keduanya sependapat bahwa semua kata ma’rifat yang berulang dalam Qur’an menunjukkan kepada satu obyek ,tetapi ada yang menunjukkan kepada dua obyek yang berbeda. [2]
2) Pengulangan Nakirah dengan Nakirah
            Pengulangan nakirah dengan nakirah adalah pengulangan kata yang sama dalam satu redaksi, kandungan makna kata yang kedua  berbeda dengan yang pertama meskipun bentuk dan bacaannya persis sama dengan kata yang pertama.[3] Seperti kata yusraa(يُسْرًا) dalam QS.Insyirah :5-6
¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç ÇÏÈ
Karena sesusumgguhnya bersama al ‘Usr ( kesulitan ) ada Yusra (kemudahan)[5]. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan  [6].
            Berarti yusraa ( يُسْرًا ) yang kedua bukanlah yusra yang pertama. Contoh lain misalnya kata  (ضَعْفٍ ) yang terulang 3 kali dalam QS. Ar Rum : 54
ª!$# Ï%©!$# Nä3s)n=s{ `ÏiB 7#÷è|Ê ¢OèO Ÿ@yèy_ .`ÏB Ï÷èt 7#÷è|Ê Zo§qè% ¢OèO Ÿ@yèy_ .`ÏB Ï÷èt ;o§qè% $Zÿ÷è|Ê Zpt7øŠx©ur 4 ß,è=øƒs $tB âä!$t±o ( uqèdur ÞOŠÎ=yèø9$# ㍃Ïs)ø9$# ÇÎÍÈ
54.  Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah Kuat itu lemah (kembali) dan beruban. dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.




            Kata (ضَعْفٍ ) yang pertama  berarti “ nutfah”, yang berarti “masa kanak – kanak” , dan yang ketiga “masa tua”.
            Namun tidak semua pengulangan kata nakirah dalam Al Qur’an menunjukkan kepada obyek yang berlainan sebab ada pengulangan kata nakirah dalam ayat Al Qur’an yang berkonotasi sama. وَهُوَالَّذِى فِى السَّمَاءِاِلَهٌ وَفِى الْاَرْضِ اِلَهٌ   kata اِلَهٌ diulang dua kali dan berbentuk nakirah. Sehingga sepintas  terkesan ayat ini bermakna bahwa ada Tuhan dilangit dan Tuhan  di bumi. Pemahaman tersebut tentu sangat keliru karena bertentangan secara nyata dengan ayat – ayat lain yang menyatakan bahwa Tuhan di langit dan di bumi hanya satu, tidak ada duanya. Thayyibi sebagaimana yang yang dikutip As Suyuti dan al Zarkasyi, mengatakan bahwa hal ini memperpanjang ungkapan dengan tujuan mensucikan Allah dari selain sifat ketuhanan (sehingga Tuhan bersih dari punya anak dan sebagainya). Abu Hayyan menjelaskan pengulangan tersebut tampak lebih rasional dengan menjelaskan bahwa     اِلَهٌ dalam itu berkonotasi معلبود (yang disembah).Jadi artinya Allah itu benar – benar diakui secara eksplisit,baik dilangit dan di bumi. [4]
            Contoh lain kata قِثَالٍ dalam QS. Al Baqarah :217,kata  نَذِيْرٌ dalam QS. Al Mulk: 8-9, kata اَيَةٌ Al An’am :37,kata غَضَبٍ dalam Al Baqarah :90. Ketiga kata nakirah yang terulang dalam ayat – ayat itu tampak konotasinya sama,artinya pengulangan tersebut tidak membawa perubahan makna dari kata yang sama yang telah disebut sebelumnya.Menurut Al Baha’ al Din yang mengatakan bahwa karena pengulangan nakirah tidak memenuhi persyaratan.
Persyaratan pengulangan nakirah :
1.      Kedua kata yang berulang berada dalam satu ungkapan
2.      Ada hubungan yang erat antara kata yang pertama dengan kata yang kedua yang memakai harf al ‘athf(kata penghubung)
3.      Pengulangan tersebut berasal dari satu pembicara yang sama(tidak dari pembicara yang berbeda)
3) Pengulangan Nakirah dengan Ma’rifah
            Pengulangan nakirah dengan ma’rifah adalah kata yang kedua menunjukka pada obyek yang pertama misalnya kata الرَّسُولَ dalam dalam ayat 16  dariفِرْعَوْنُ الرَّسُوْلَ المزمل فَعَصَى   (الرَّسُولَ sama artinya dengan رَسُوْلًا) dalam ayat 15 sebelumnya (فِرْعَوْنَ رَسُوْلًا كَمَااَرْسَلْنَااِلَى ).Contoh lain :QS.An Nur:35
* ª!$# âqçR ÅVºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 ã@sWtB ¾ÍnÍqçR ;o4qs3ô±ÏJx. s%qãƒ$pkŽÏù îy$t6óÁÏB ( ßy$t6óÁÏJø9$# Îû >py_%y`ã ( èpy_%y`9$# $pk¨Xr(x. Ò=x.öqx. AÍhߊ ß `ÏB ;otyfx© 7pŸ2t»t6B 7ptRqçG÷ƒy žw 7p§Ï%÷ŽŸ° Ÿwur 7p¨ŠÎóxî ߊ%s3tƒ $pkçJ÷ƒy âäûÓÅÓムöqs9ur óOs9 çmó¡|¡ôJs? Ö$tR 4 îqœR 4n?tã 9qçR 3 Ïöku ª!$# ¾ÍnÍqãZÏ9 `tB âä!$t±o 4 ÛUÎŽôØour ª!$# Ÿ@»sWøBF{$# Ĩ$¨Y=Ï9 3 ª!$#ur Èe@ä3Î >äóÓx« ÒOŠÎ=tæ ÇÌÎÈ
Dan dalam QS.As syura’:26 – 35 dan Qs. An nisa :168
            Dua kata yang berulang dalam ketiga contoh itu mempunyai konotasi yang sama, tidak ada perbedaan antara yang pertama dengan yang kedua seperti kata اَلمِصْبَاحُ denganمِصْبَاحٌ ,الزُّجَاجَةُ dengan زُجَاجَةَ  , صِرَاطٍ مُسْثَقيْمٍ dengan  صِرَاطِاللهِ  pada contoh kedua dan الصُّلْحُ dengan صُلْحًا pada contoh ketiga.[5]
4) Pengulangan Ma’rifat dengan Nakirah
            Untuk memahami pola kalimat serupa ini tidak ketentuan khusus, tapi tergantung konteks.Apabila konteksnya menunjukkan pemahaman yang berbeda maka pemahaman kedua kata tersebut berbeda, sebaliknya jika konteksnya menunjukkan pengertian yang sama, maka pengertian kata itu sama pula. Contoh kata سَاعَةٍ yang terdapat dalam QS.Ar Rum :55
tPöqtƒur ãPqà)s? èptã$¡¡9$# ÞOÅ¡ø)ムtbqãB̍ôfãKø9$# $tB (#qèVÎ6s9 uŽöxî 7ptã$y 4 šÏ9ºxx. (#qçR%x. tbqä3sù÷sムÇÎÎÈ
55.  Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; "mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)". seperti Demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran)

            Mempunyai pengertian yang berbeda. سَاعَةُ yang pertama berarti “hari kiamat” sedang yang kedua berarti “saat (jam)”.Contoh yang mengandung pengertian yang sama seperti kata قُرْاَنَ dalam QS.Az Zumar ayat 28 sama artinya dengan  ayat 27.
ôs)s9ur $oYöuŽŸÑ Ĩ$¨Y=Ï9 Îû #x»yd Èb#uäöà)ø9$# `ÏB Èe@ä. 9@sWtB öNßg¯=yè©9 tbr㍩.xtGtƒ ÇËÐÈ $ºR#uäöè% $ŠÎttã uŽöxî ÏŒ 8luqÏã öNßg¯=yè©9 tbqà)­Gtƒ ÇËÑÈ
27.  Sesungguhnya Telah kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran Ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.
28.  (ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.












BAB III
PENUTUP

Dari uraian diatas  dapat diambil kesimpulan bahwa pengulangan kata  dalam Al qur’an ada empat kategori,yaitu pertama, pengulangan ma’rifah dengan ma’rifah, kedua pengulangan nakirah dengan nakirah, ketiga pengulangan nakirah dengan ma’rifah, keempat pengulangan ma’rifat dengan nakirah.Pengulangan  lafadz  ayat – ayat dalam Al Qur’an tidak secara kebetulan tetapi secara sengaja dengan sedemikian rupa agar membawa pesan – pesan yang dimaksud yang tersimpan dalam suatu pengulangan  tersebut.
           



















DAFTAR PUSTAKA


Baidan, Nashruddin.Metode Penafsiran Al Qur’an.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2002)
Baidan, Nasruddin.Wawasan Baru Ilmu Tafsir.(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2005)
Shihab ,M.Quraish.Membumikan Al Qur’an jilid 2.(Tangerang: Lentera Hati,2011)


[1] .M.Quraish Shihab.Membumikan Al Qur’an jilid 2.(Tangerang: Lentera Hati,2011)h.636
[2] .Nasruddin Baidan.Wawasan Baru Ilmu Tafsir.(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2005)h.304
[3] . M.Quraish Shihab.Membumikan Al Qur’an jilid 2.h.636
[4] . Nasruddin Baidan.Wawasan Baru Ilmu Tafsir.h.306
[5] . Nasruddin Baidan.Wawasan Baru Ilmu Tafsir.h.307
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Next Prev home
 
Support : Creating Website | Mas Imam
Copyright © 2009. GREEN GENERATION - All Rights Reserved