Berita Terbaru :
 photo Graphic1-31_zpsc1f49be2.jpg
Home » » Pesan dari Kemiskinan Ibu

Pesan dari Kemiskinan Ibu

 
Seorang ibu menangis saat melihat bayi kecilnya yang merengek minta susu, namun si ibu tidak bisa berbuat apa- apa selain bergumam dalam hati.
sabarlah anak ku, ibu tahu rengekan  mu ini adalah sebuah tangisan sedih, karena kebutuhan mu akan susu tidak dapat ibu penuhi, kandungan asi pun ibu tidak punya, maklum anak ku, kedua payudara ibu juga  tidak bisa menghasilkan Asi, karena keterbatasan ekonomi sehingga semenjak ibu menikah dengan ayah mu sampai ibu mengandung, ibu tidak bisa membelikan makanan dan minuman yang bergizi untuk ibu konsumsi, sehingga sampai hari ini tubuh ibu mu ini tidak bisa memproduksi yang namanya gizi, namun cukup ibu yang tahu.
Hanya air putih yang saat ini ibu bisa suguhkan buat mu yang sedang dahaga, dibalik gerahnya keinginan mu untuk meneguk segelas susu yang nikmat hasil produksi perusahaan besar milik pengusaha, aku tahu kamu juga ingin mencicipi susu ber- merk Dancow, Bebelac, Sustagen, yang semuanya bermutu tinggi, dan katanya bisa meningkatkan gizi serta kecerdasan bagi otak mu karena katanya mengandung DHA dan omega 6, tapi apa daya, uang ibu dan ditambah uang bapak mu yang sehari- hari bekerja serabutan hanya menghasilak Dua puluh ribu rupiah, itu juga sudah terlampau banyak, namun sabarlah anak ku, jika nanti bapak mu pulang membawakan beras satu kilo gram, ibu akan segera tanak, dan air Nasi akan ibu olah sehingga warna akan sama seperti air susu, kbetulan ada sisa satu sendok makan Gula, yang sengaja ibu sisakan buat mu agar bisa ibu campurkan kedalam air Beras yang ibu tanak nantinya. Itu juga jika bapak mu membawa pulang beras, jika tidak maka, makan untuk hari ini saja kita tidak bisa.
Namun anak ku, untuk mu, ibu sudah menyimpan dua buah pisang monyet, jika tidak ada bubur nasi yang bisa ibu suapkan buat mu, paling tidak dua pisang yang tersisa bisa menutupi keroncongnya perut mu, kami tidak apa jika tidak makan, yang penting kami bisa membesarkan mu dengan kasih sayang.
Oh ya anak ku, ibu berharap kamu kelak bisa tumbuh dewasa dan besar, dan ibu juga berharap mampu mendidik mu serta memberikan mu jenjang pendidikan setinggi- tingginya, sehingga nasib mu tidak seperti ibu dan bapak mu, perjuangan kami untuk membesarkanmu tidak akan berhenti meski kami harus mati berkalang tanah  anak ku, sebenarnya saat ini ada kegundahan yang ibu rasakan, dimana kabar dari tetangga depan rumah kita, yang menjulang besar itu, katanya BBM akan naik, dan otomatis semua harga akan Naik, kegundahan ini yang sedang ibu pendam anak ku, kegundahan dimana sebentar lagi harga sembako akan naik, bukan itu saja anak ku, ibu tidak tahu bagaimana nantinya bisakah kami membeli semua itu agar kita bisa mempertahankan hidup dibalik sulitnya ekonomi yang didapat saat ini, dan adakah rumah kita masih bisa kita terangi dengan lampu teplok saat harga BBM naik, atau kita akan meraba dibalik gulitanya rumah kita, karena tidak mampu membeli lagi mitan yang harganya akan melonjak, akibat dari subsidinya dicabut, kata pemerintah pencabutan subsidi untuk menyelamatkan anggaran, dan dananya akan dialihkan untuk biaya pendidikan, dan kesehatan, namun kita tetap belum bisa merasakan yang namanya kesehatan.
Ibu teringat saat engkau sakit, ibu membawa mu kerumah sakit yang katanya ada biaya berobat gratis bagi orang miskin, kamu tahu anak ku setelah berjam- jam kita menunggu namun tidak ada sentuhan dibalik pelayanan yang ibu inginkan agar engkau segera diperiksa, dan ibu semakin gelisah karena tidak adanya kepedulian bagi engkau anak ku, hanya orang- orang berduit yang biasa disebut kaum borjuis saja yang mendapatkan sentuhan pelayanan, namun kamu tetap merengek, karena ibu tidak tahan akhirnya ibu memberanikan diri untuk memaki sang perawat, agar kamu segera ditangani, setelah itu baru engkau dibawa keruangan untuk diperiksa serta diberi obat, baru setelah itu ibu lega.
Oya, anak ku ibu berpesan kepada mu jika nanti kamu menjadi orang penting dinegara ini, ibu berharap kamu bisa menjadi orang penting yang jujur, tidak menilap duit rakyat sehingga menyengsarakan orang- orang miskin seperti yang kita rasakan saat ini, dan jika engkau tumbuh dewasa serta menjadi orang penting dinegeri ini kamu tidak memperhatikan ibu secara penuh tak apa, walau mata ibu dipenuhi kotoran tahi mata, tubuh ibu berdaki karena sulitnya   mendapat  air bersih dinegeri yang katanya kaya ini,  ibu yakin satu saat nanti air bersih semakin sulit didapat anak ku, karena sudah masuk dalam privatisasi para kalangan Kapitalis yang dilegalkan oleh Negara, namun ibu hanya berharap ketulusan mu untuk tidak menjarah duit rakyat dengan intelektualitas mu, walau perhatian mu terhadap ibu tidak ada, dan satu pesan ibu jadilah engkau anak ku yang jujur, setia memperjuangkan hak- hak rakyat, serta menghancurkan para pecundang Negeri, agar mereka tidak lagi terbahak- bahak atas keserakahan mereka, yang ingin menguasai hak- hak rakyat jelata. Hanya itu pesan ibu saat ini, dan ibu menunggu mu tumbuh dewasa, dibalik kecukupan Gizi yang belum mampu ibu penuhi.


Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Next Prev home
 
Support : Creating Website | Mas Imam
Copyright © 2009. GREEN GENERATION - All Rights Reserved