Berita Terbaru :
 photo Graphic1-31_zpsc1f49be2.jpg
Home » » Sejarah Tafsir Era Kebangkitan Islam

Sejarah Tafsir Era Kebangkitan Islam


BAB I
PENDAHULUAN
Tafsir era kebangkitan islam membahas spesifik tantang ilmu pengetahuan.Para ulama berpendapat disamping ilmu agama Al Qur’an juga berisi keterangan tentang ilmu – ilmu duniawi dengan segala macam jenis dan coraknya.Sebagai akibatnya mereka mencari istilah – istilah keilmuan dari dalam pernyataan – pernyatan Al Qur’an,Berusaha mengungkap semua ilmu kealaman  dari dalam nash – nash Al Qur’an.
            Mereka menegaskan bahwa semua ilmu yang kita dapati sekarang hingga kiamat kelak telah diungkapkan dalam Al Qur’an.Maka dari sini akan diuraikan tentang tafsir era kebangkitan islam.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Tafsir Era Kebangkitan Islam
Generasi ini muncul pada zaman kemunduran islam yaitu jatuhnya Baghdad pada tahun 656 H sampai timbulnya gerakan kebangkitan Islam pada tahun 1286 H.
Usaha keras yang dilakukan  oleh ulama ini dalam menafsirkan ayat Al Qur’an telah menghasilkan kitab tafsir yang cukup lengkap,banyak dan lebar.Keadaan tersebut membuat  membuat orang merasa puas dengan tafsir yang sudah ada.Akibatnya,tidak banyak ulama yang menafsirkan sendiri.produksi kitab baru  tafsir  pada zaman ini tidak banyak seperti zaman sebelumnya.Akan tetapi syarah,ulasan atau komentar  terhadap  penafsiran  atau pemikiran ulama – ulama yang sebelumnya(mutaqaddimin) tampak lebih menonjol.
B.Prinsip –Prinsip  Tafsir Era kebangkitan Islam
            Dalam proses penafsiran ayat – ayat Al Qur’an para mufassir zaman ini banyak mengambil sumber tafsir mutaqaddimin yang disesuaikan dengan perkembangan pada zaman itu,disamping  bersumber pada Al Qur’an dan riwayat ,baik dari nabi, sahabat, tabian, maupun tabi’inat – tabi’in dan kaidah  - kaidah bahasa arab maupun cerita israiliyat dari ahli kitab.Oleh karena itu,dalam menafsirkan Al qur’an mereka menyandarkan  penafsirannya pada pada riwayat dan pendapat mufassir terdahulu,lalu disesuaikan dengan  tuntutan zaman.
            Berdasarkan landasan yang dijadikan pegangan dalam menafsirkan ayat – ayat Al Qur’an dan perkembangan ilmu pengetahuan ,yang menjadi sumber tafsir pada masa ini adalah[1]
1.      Al Qur’an
2.      Hadis – hadis nabi
3.      Tafsiran sahabat, tabi’in,dan tabi’inat – tabi’in
4.      Kaidah  bahasa Arab dan segala cabangnya
5.      Ilmu pengetahuan yang berkembang
6.      Kekuatan ijtihad atau istinbath mufasir
7.      Pendapat para mufasir terdahulu
            Pada tafsir ini memberikan  penjelasan yang luas soal yang belum dibahas oleh mufassir sebelumnya dan meringkas penjelasan yang sudah banyak dibahas oleh mufassir sebelumnya yaitu mengenai  lafadz,i’rab dan balghah.Mereka berpegang kepada tata bahasa Arab ,mempergunakan  ijtihad.Mereka mencari persesuain antaraAl Qur’an dan  ilmu pengetahuan modern.
            Bentuk tafsir pada  aliran ini adalah izdiwaj yaitu perpaduan antara bentuk ma’tsur(riwayah) dan ra’yu(dirayah) yang menurut istilah Sayid rasyid Ridla “Shahih al Manqul wa sarih al Ma’qul,memadukan antara warisan asar(pemikiran – oemikiran,ide – ide,peradaban dan budaya).Dari segi tafsirannya menggunakan metode tafsir tahlili,muqarin.[2]
            Dalam sistematika penafsiran pada zaman ini tampak lebih baik dari sebelumnya,yaitu memiliki pola penafsiran  yang terdiri aras beberapa uraian dan masing – masing terpisah dari yang lainnya,dengan memberi judul dan sub judul,tetapi masih diurutkan sesuai  urutan ayat – ayat dalam mushaf.yaitu dengan menafsirkan Al Qur’an dari awal surat Al Fatihah sampai akhir surat An Naas secara berurutan.Ruang lingkup penafsirannya lebih mengacu pada spesilisasi ilmu seperti sejarah,fiqih,dan lain – lain.
C.Kitab – Kitab Tafsir dan Pengarangnya
            Kitab tafsir  dan pengarangnya pada zaman ini adalah[3]
1.      Tafsir Al Khanzin(Anwar al Tanzil wa Asrar al Ta’wil) karangan Al Khanzin dalam bidang sejarah
2.      Al Jami’ li Ahkamil Qur’an(tafsir Qurtubi) karangan Al Qurthubi dalam bidang fiqih
3.      Tafsir Al Qur’anul Adzim karangan Ibnu Kasir yang populer denan Tafsir Ibnu Kasir
4.      Ad Dur al Mansur fit Tafsir bil Ma’sur karangan as Suyuti.
5.      Tafsir Anwar al Tanzil wa Asrar al Ta’wil(Tafsir Baidawi) karangan Al Baidawi
6.      Fakhrud Din Ar Razi pengarang Tafsir Mafatihul Gaib(at tafsir Al Kabir)
7.      Imam Ibrahim Bin Umar al Biqa’i pengarang tafsir  Nazmud Durar fi Tanasubi Ayat wa Suwar
8.      Imam Al Alusi pengarang tafsir Ruhul Ma’ani.
9.      Fathul Qadir karangan As Syaukany
10.  Fathul Bayan karangan Siddiq Hasan Khan
11.  Ruhul Bayan karangan Al Alamah Ismail Haqqy
12.  At Tafsir Munir(Marah Labid) karangan Al Alamah Muhammad Nawawy Al Jawy
D. Contoh Penafsiran
            Contoh ini di kutip As Suyuti  dari mufassir lama yaitu dari Abu Fadhal Marasi bahwa ilmu ukur/geometri disebut dalam Al qur’an dalam surat al Mursalah ayat 30
(#þqà)Î=sÜR$# 4n<Î) 9e@Ïß ÏŒ Ï]»n=rO 5=yèä© ÇÌÉÈ  
Artinya:Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang.
Al Marasi mengatakan bahwa sesuai  dengan hukum yang berlaku dalam geometri bahwa bentuk segitiga tidak memiliki bayangan karena itu tidak dapat dijadikan tempat bernaung.  Yang dimaksud dengan naungan di sini bukanlah naungan untuk berteduh akan tetapi asap api neraka yang mempunyai tiga gejolak, Yaitu di kanan, di kiri dan di atas. ini berarti bahwa azab itu mengepung orang-orang kafir dari segala penjuru.
Contoh kedua  bahwa Al jabar dan ilmu hitung ditemukan dari huruf – huruf lepas pada permulaan beberapa surat dalam Al Qur’an karena huruf – huruf tersebut mengandung keterangan tentang kurun waktu,tahun – tahun dan hari – hari terjadinya peristiwa sejarah bangsa – bangsa terdahulu dan keterangan kelangsungan  hidup nabi Muhammad.Disamping itu huruf – huruf lepas itu mengandung keterangan tentng berapa umur dunia.[4]
Contoh penafsiran lain dalam surat Al Baqarah ayat 67:
øŒÎ)ur tA$s% 4ÓyqãB ÿ¾ÏmÏBöqs)Ï9 ¨bÎ) ©!$# ôMä.âßDù'tƒ br& (#qçtr2õs? Zots)t/ (
Artinta:. dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina."
                 Menurut mereka  keajaiban – kejaiban yang terkandung dalam ayat – ayat diatas diantaranya adalah ilmu untuk memanggil atau mendatangkakan ruh.[5]




BAB III
KESIMPULAN
            Dalam proses penafsiran ayat – ayat Al Qur’an para mufassir zaman ini banyak mengambil sumber tafsir mutaqaddimin yang disesuaikan dengan perkembangan pada zaman itu,disamping  bersumber pada Al Qur’an dan riwayat ,baik dari nabi, sahabat, tabian, maupun tabi’inat – tabi’in dan kaidah  - kaidah bahasa arab maupun cerita israiliyat dari ahli kitab.Oleh karena itu,dalam menafsirkan Al qur’an mereka menyandarkan  penafsirannya pada pada riwayat dan pendapat mufassir terdahulu,lalu disesuaikan dengan  tuntutan zaman.
            Tafsir pada masa ini lebih mengacu pada spesialis ilmu misalnya ilmu sejarah,fiqh,matemaika dan ilmu – ilmu lain yang digali dari sumber Al Qur’an.















DAFTAR PUSTAKA
Ignaz goldziher.Mazhab Tafsir dari Klasik Hingga Modern,Cet V.Yogyakarta:Elsaq Press,2010
Muhammad Husein Adz Dzahabi.Penyimpangan – Penyimpangan Dalam tafsir Al Qur’an.Jakarta: Raja grafindo Persada,1996
Nasruddin Baidan.Perkembangan Tafsir Al Qur’an di Indonesia.(Solo:Tiga Serangkai,2003)

Hasbi Ash Shidiq.Sejarah dan  Pengantar Ilmu Al Qur’an Tafsir.(Jakarta:Bulan Bintang,1974)


[1] .Nasruddin Baidan.Perkembangan Tafsir Al Qur’an di Indonesia.(Solo:Tiga Serangkai,2003)hal.18
[2] .ibid,hal.19
[3] . Hasbi Ash Shidiq.Sejarah dan  Pengantar Ilmu Al Qur’an Tafsir.(Jakarta:Bulan Bintang,1974)hal.223
[4] .Muhammad Husein Adz Dzahabi.Penyimpangan – Penyimpangan Dalam tafsir Al Qur’an.(Jakarta: Raja grafindo Persada,1996)hal114
[5] .ibid,hal.118
Share this article :

1 comment:

  1. Pola susunan Al Qur’an merupakan sebuah tanda yang perlu kita pikirkan karena tidaklah mungkin susunan Al Qur’an tersebut dibuat oleh manusia karena sejak zaman purba hingga saat Al Qur’an tersebut disusun, belum pernah ada satu kitab atau tulisan sekalipun yang memiliki pola seperti Al Qur’an pada perkembangan kebudayaan manusia dimanapun di muka bumi ini.
    Pola susunan Al Qur’an ini pastilah merupakan pesanan dari Sang Pembuat Hukum, Allah, Tuhan Semesta Alam.
    Al Qur’an memiliki pola susunan yang terputus – putus dan berulang – ulang merupakan sebuah tanda yang harus diperhatikan sebagaimana kita diwajibkan untuk memperhatikan Al Qur’an tersebut.
    Pola susunan Al Qur’an ini merupakan sebuah rekaman pola gerak dalam ritual ibadah Thawaf, yaitu ibadah mengelilingi bangunan Ka’bah. Sebuah ritual berkeliling Ka’bah yang di mulai dari Hajar Aswad, Multazam, Pintu, Hijir Ismail , Rukun Irak, Rukun Yaman dan kembali ke titik mula perjalanan yaitu Hajar Aswad dan ini diulang sebanyak 7 kali sebagaimana Allah menyatakan bahwa Al qur’an merupakan 7 ayat yang diulang – ulang.
    Pola gerak melingkar ini bila kita runtut dan kita ucapkan dengan kata – kata merupakan sebuah gerak yang terputus – putus karena bagian Ka’bah yang kita lewati dalam satu lingkaran Thawaf adalah bagian yang berbeda – beda dan gerakan inipun berulang – ulang sebanyak 7 kali.
    Dalam melaksanakan ritual Thawaf tadi, kita menjadikan Ka’bah sebagai pusat gerakan kita. Dimana Ka’bah merupakan sebuah bangunan yang membentuk sebuah ruang di dalamnya yang dapat kita ambil maknanya.
    Ka’bah merupakan arah qiblat kita , arah sujud kita yang mencerminkan kepatuhan, ketundukan yang dalam atas segala ketetapan / takdir Allah dan Ka’bah adalah sebuah ruang.
    silahkan baca : Manhaj Al Bait Al Atiq

    ReplyDelete

Next Prev home
 
Support : Creating Website | Mas Imam
Copyright © 2009. GREEN GENERATION - All Rights Reserved