Berita Terbaru :
 photo Graphic1-31_zpsc1f49be2.jpg
Home » » KERUKUNAN

KERUKUNAN



BAB I
PENDAHULUAN
           
Kaum muslimin mengakui sepenuh hati bahwa al qur’an merupakan petunjuk bagi manusia.Namun demikian diakui juga bahwa tidak semua kaum muslim secara langsung dapat memahami Al qur’an sebagai petunjuk hidup.Oleh karena itu bantuan penafsiran dan penakwilan terhadap alqur’an sangat dibutuhkan.Peran mufassirin untuk memberikan penafsiran – penafsiran agar al qur’an dapat dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk hidup yang aplikatif  bagi manusia.
Ayat – ayat yang dibahas pada makalah ini memberi petunjuk tentang beberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah timbulnya pertikaian.Dan dapat menciptakan kerukunan hidup sesama muslim.Sebab mereka merasa satu tubuh dengan muslim yang lain.Mereka saling kenal mengenal sehingga dapat memberikan manfaat dari perkenalan tersebut dan terciptalah kerukunan hidup.














BAB II
PEMBAHASAN

A.Tafsir Surat Al Hujuraat ayat 11
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw öyó¡o ×Pöqs% `ÏiB BQöqs% #Ó|¤tã br& (#qçRqä3tƒ #ZŽöyz öNåk÷]ÏiB Ÿwur Öä!$|¡ÎS `ÏiB >ä!$|¡ÎpS #Ó|¤tã br& £`ä3tƒ #ZŽöyz £`åk÷]ÏiB ( Ÿwur (#ÿrâÏJù=s? ö/ä3|¡àÿRr& Ÿwur (#rât/$uZs? É=»s)ø9F{$$Î/ ( }§ø©Î/ ãLôœew$# ä-qÝ¡àÿø9$# y÷èt/ Ç`»yJƒM}$# 4 `tBur öN©9 ó=çGtƒ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqçHÍ>»©à9$# ÇÊÊÈ  
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.”
Ayat tersebut memberi petunjuk tentang beberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah timbulnya pertikaian.
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw öyó¡o ×Pöqs% `ÏiB BQöqs%
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain”.
Maksudnya orang-orang yang beriman janganlah suatu kelompok yakni kelompok pria mengolok – olok kaum pria yang lain karena hal tersebut dapat menimbulkan pertikaian,janganlah suatu kaum yang beriman mengejek kaum yang beriman lainnya,baik membeberkan keaiban(kecacatan) golongan itu dengan cara mengejek atau dengan cara menghina baik dengan ucapan ataupun isyarat seperti menertawakan orang yang dihina apabila timbul kesalahan[1].
Kata (يسخر)yaskhar (memperolok – olokkan) yaitu menyebut kekurangan pihak lain dengan tujuan menertawakan yang bersangkutan baik dengan ucapan,perbuatan atau tingkah laku.
Kata (قوم )qaum biasa digunakan untuk menunjukkan sekelompok manusia.Bahasa menggunakkannnya pertama kali untuk kelompok laki – laki saja,karena  ayat diatas menyebut pula secara wanita.Memang wanita dapat  masuk dalam dalam pengertian qaum bila ditinjau dari penggunaan sekian banyak kata yang menunjukkan kepada laki – laki misalnya kata al mukminun  dapat tercakup didalamnya al mukminaat(wanita – wanita mukminah).
#Ó|¤tã br& (#qçRqä3tƒ #ZŽöyz öNåk÷]ÏiB
            Boleh Jadi  golongan yang direndahkan itu lebih baik dari mereka
Maksudnya barangkali orang yang diolok – olok(diejek) lebih baik disisi Allah dari mereka yang mengolok – olok  (yang mengejek).Hal ini mengisyaratkan tentang adanya tolak ukur kemulian yang menjadi dasar penilaian Allah boleh jadi berbeda dengan tolak ukur manusia secara umum.Menurut salah satu pendapat yang dimaksud  ( خيرا منهم) khoiron minhum yaitu lebih baik dari mereka (yang mengolok – olok )adalah karena dia telah memiliki aqidah dan telah memeluk agama islam didalam hatinya[2].Pendapat lain  pada masalah ini adalah Allah mengumumkan laranganNya kepada seluruh orang - orang beriman.Dia melarang mereka mengejek dengan berbagai makna ejekan.Artinya seorang mukmin,siapapun dia,tidak boleh mengejek mukmin yang lain karena kemiskinannya,dosanya atau hal- hal lainnya.
Ÿwur Öä!$|¡ÎS `ÏiB >ä!$|¡ÎpS #Ó|¤tã br& £`ä3tƒ #ZŽöyz £`åk÷]ÏiB (
Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik.
Allah menyebutkan kaum perempuan secara khusus karena pengolok – olokan itu sering dilakukan oleh mereka.Dan hal tersebut kerap menimbulkan keretakan hubungan antar mereka,apalagi boleh jadi mereka yang diperolok olok lebih baik  dari mereka yang mengolok – olok.Ejekan/olok-olokan yang dilarang oleh Allah misalnya ejekan orang kaya terhadap orang miskin .Allah melarang mengejek orang miskin karena kemiskinannya.
Ÿwur (#ÿrâÏJù=s? ö/ä3|¡àÿRr&
.           Artinya:Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri
Maksudnya,dan janganlah sebagian kalian mengghibah sebagian lainnnya,dan janganlah sebagian kalian mencela sebagian lainnya. Allah menjadikan orang yg mencela saudaranya sama dgn orang yg mencela dirinya sendiri,sebab sesama orang beriman ,layaknya satu tubuh ,sebagian terikat dengan sebagian lainnya dalam memperbaiki urusannya,mencari kemaslahatannya dan menghendaki saudaranya mendapatkan kebaikkan[3].


ŸöŸwur (#rât/$uZs? É=»s)ø9F{$$Î/ (
dan janganlah kamu panggil – memanggil  deangn gelar- gelar  yang buruk
Kata tanaabazuu terambil dari kata an nabz yakni gelar buruk.At tanaabuz adalah saling memberi gelar buruk.Larangan ini menggunakan bentuk kata yang mengandung makna timbal balik berbeda dengan larangan al lamz pada penggalan sebelumnya.Ini bukan saja terjadi karena at tanabuz lebih banyak terjadi karena  gelar buruk biasanya disampaikan secara terang – terangan dengan memanggil dengan memanggil yang bersangkutan.Hal ini mengundang siapa yang tersinggung dengan panggilan buruk itu, membalas dengan memanggil yang memanggilnya pula dengan gelar buruk sehinngga terjadi tanaabuz.Gelar yang secara lahiriyah dapat dinilai gelar buruk  tetapi karena sedemikian populer dan penyandangnya pun tidak lagi keberatan dengan gelar maka maka menyebut gelar tersebut dapat ditolerensi oleh agama. Misalnya: Abu Hurairah yang nama aslinya Abdurrahman Ibn Shakhr,Abu Turaab untuk Sayyidina Ali Ibn Abi Tholib dan sebagainya.

}§ø©Î/ ãLôœew$# ä-qÝ¡àÿø9$# y÷èt/ Ç`»yJƒM}$# 4
Seburuk buruk panggilan ialah (panggilan )yang buruk sesudah iman.
Kata(الاسم)al ism yang dimaksud ayat oleh ayat ini bukan dalam arti nama tetapi sebutan.Dengan demikian ayat ini menyatakan ‘seburuk – buruk sebutan adalah menyebut seseorang dengan sebutan yang mengandung makna kefasikan setelah ia disifati dengan sifat keimanan’.Ini karena keimanan bertentangan dengan kefasikan[4].Ada juga yang memahami kata al ism dalam arti tanda,dan jika demikian ayat tersebut berarti:”seburuk – buruk tanda pengenalan yang disandangkan kepada setelah ia beriman adalah memperkenalkan dengan perbuatan dosa yang pernah dilakukannya”.Misalnya dengan memperkenalkan seseorang dengan sebutan si pembobol Bank atau pencuri dan lain – lain.
Sebutan yang paling buruk yang dipakai untuk memanggil seseorang yang sudah beriman adalah dengan memanggil sebutan fasik.Semua ulama berpendapat bahwa haram memanggil seseorang dengan sebutan yang tidak disukai misalnya dengan menyebut sifat yang tidak disukai baik,baik sifat diri sendiri,sifat orang tua atau sifat keluarganya.
`tBur öN©9 ó=çGtƒ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqçHÍ>»©à9$#  

Dan barang siapa yang tidak  bertobat ,maka mereka itulah orang orang yang zalim.
Maksudnya barang siapa tidak bertobat dari panggil memanggil saudaranya dengan panggilan atau gelar yang dilarang AllahSWT, mengolok-olok saudaranya atau mengejeknya, maka mereka orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri. Dengan pelanggaran larangan Allah SWT, mereka akan mendapat siksa Allah SWT.
B.Surat Hujuraat Ayat 12
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZŽÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# žcÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( Ÿwur (#qÝ¡¡¡pgrB Ÿwur =tGøótƒ Nä3àÒ÷è­/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& Ÿ@à2ù'tƒ zNóss9 ÏmŠÅzr& $\GøŠtB çnqßJçF÷d̍s3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§ ÇÊËÈ  
“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (Qs. Al hujuraat [49]:12 )

Maksudnya adalah, hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati banyak sangka terhadap orang-orang beriman, sebab jika kamu menyangka mereka dengan sangkaan yang buruk, maka orang yang menyangka itu tidak benar. Allah ta’ala berfirman  ‘ ijtanibu katsiran minadzanni’ artinya “jauhilah kebanyakan purba sangka atau kecurigaan” Dia tidak berfirman ‘ijtanibu zhanna kullahu’ artinya: “jauhilah purba sangka secara keseluruhan”. Sebab terkadang orang yang beriman dibenarkan menyangka orang beriman lainnya dengan sangkaan yang baik.Kata ( اجتنبو) ijtanibuu terambil dari kata (جنب )janb yang berarti samping.mengesampingkan sesuatu berarti menjauhkan diri dari jangkauan tangan.Dari itulah kata tersebut jauhi.Penambahan huruf ( ت)ta’ pada kata tersebut berfungsi penekanan  yang menjadikan kata ijtanibuu berarti sungguh – sungguhlah.Upaya sungguh – sungguh untuk menghindari prasangka buruk.Kata (كثيرا ) katsir(an) /banyak bukan berarti kebanyakan sebagaimana dipahami sebagaian penerjemah.Jika demikian banyak dari dugaan adalah dosa dan banyak pula bukan dosa.Yang bukan adalah indikatornya demikian jelas,sedang yang dosa adalah dugaan yang tidak memiliki indikator yang cukup dan mengantar seseorang melangkah menuju sesuatu yang diharamkan baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.
žcÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) (  
artinya: “karena sebagian buruk sangka itu dosa” maksudnya adalah sesungguhnya sangkaan orang beriman terhadap orang beriman lainnya yang buruk adalah dosa, sebab Allah telah melarang hal itu, dan melakukan perbuatan yang dilarang Allah adalah dosa.Ayat ini menegaskan sebagian dugaan adalah dosa yaitu dugaan yang tidak berdasar,dan biasanya dugaan buruk tehadap orang lain.Dalam konteks ini  rosulullah berpesan :”jika kamu menduga (yakni terlintas dalam benak kamu sesuatu yang buruk terhadap orang lain)maka jangan lanjutkan dugaanmu dengan melangkah lebih jauh (HR.Thabaraani)
Ÿwur (#qÝ¡¡¡pgrB  
 artinya: dan janganlah mencari-cari aurat (keburukan atau kesalahan) sebagian lainnya,
Kata tajassasuuterambil dari kata jassa yakni upaya mencari tahu dengan cara tersembunyi.Yakni setiap orang orang berhak menyembunyikan apa yang enggan diketahui orang lain.Jika demikian jangan berusaha menyikap apa yang dirahasiakannya itu.mencari – cari kesalahan orang lain biasanya lahir dari dugaan yang negatif.Upaya tajassus dapat menimbulkan kerengganan hubungan,karena itu pada prisipny dilarang Tajassus kelanjutan dari dugaan.Rasul SAW bersabda ‘siapa yang menutupi aib saudaranya,maka ia bagaikan menghidupkan seseorang yang dikubur hidup – hidup(HR.Abu Daud dan an Nasa’i).Di sisi lain mu’awiyah putra Abu Sufyan menyampaikan bahwa ia mendengar nabi bersabda :”sesungguhnya jika engkau mencari – cari kesalahan /kekurangan orang lain,maka engkau telah merusak atau hampir saja merusak mereka”.(HR.Abu Daud)

Ÿwur =tGøótƒ Nä3àÒ÷è­/ $³Ò÷èt/ 4
Artinya: “dan janganlah menggunjing satu sama lain”.
Kata (يغتبyaghtab terambil dari kata ( غيبة) ghibah yang berasal dari kata ghaib yakni tidak hadir.Ghibah adalah menyebut orang lain yang tidak hadir dihadapan penyebutnya dengan sesuatu yang  tidak disenangi oleh yang bersangkutan[5]..janganlah sebagian dari kalian berkata tentang sebagian lainnya dibelakangnya dengan sesuatu yang tidak disukainya bila dikatakan dihadapannya. jika keburukan tersebut tidak benar maka dinamai buhtan/kebohongan besar.
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang ghibah, beliau lalu menjawab “ yaitu, kamu mengatakan sesuatu yang ada pada saudaramu, jika kamu jujur, maka kamu telah menggibahnya, dan jika kamu berbohong, maka kamu telah menuduhnya.[6]
Para ulama memnbenarkan ghibah untuk alasan tertentu:
a.Untuk meminta fatwa,yaitu seseorang yang bertanya tentang hukum dengan menyebutkan kasus dengan memberi contoh.
b.Menyebut keburukan seseorang yang memang tidak segan menampakkannya keburukannya dihadapan umum.
c.Menyampaikan keburukan seseorang kepada yang berwenang dengan tujuan mencegah terjadinya kemungkaran/mencari keadilan.
d. Menyampaikan keburukan seseorang kepada siapa yang sangat membutuhkan informasi tentang  yang bersangkutan,misalnya dalam konteks menerima lamarannya.
e.Memperkenalkan seseorang yang tidak dapat dikenal keculi dengan menyebut aib/kekurangannya.
=Ïtär& óOà2ßtnr& br& Ÿ@à2ù'tƒ zNóss9 ÏmŠÅzr& $\GøŠtB çnqßJçF÷d̍s3sù 4
Artinya: adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya”. Maksudnya adalah apakah  ada seseorang diantara kalian  yang suka memekan daging saudaranya setelah mati dalam keadaan yang sudah menjadi bangkai?! Jika kalian tidak menyukainya dan merasa jijik, karena Allah ta’ala telah melarang hal itu atas kalian, maka seperti itulah  juga kalian tidak suka menggibah.Jijiklah kalian menggibahnya sebagaimana kalian jijik memakan dagingnya dalam keadaan sudah menjadi bangkai, sebaba Allah Ta’ala mengharamkan menggibahnya sebagaimana Dia mengharamkan memakan dagingnya dalam keadaan sudah mati. Firman Allah fa karihtumuuhu( )maka kamu telah jijik kepadanya  menggunakan kata kerja masa lampau untuk menunjukkan bahwa perasaan jijik itu adalah sesuatu yang pasti dirasakan oleh  setiap orang.
 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§ ÇÊËÈ   
Artinya: “dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat. Lagi maha penyayang”.
Kata ( التواب) at tawwaab sering diartikan penerima taubat.Imam Ghazali mengartikannya at Tawwab sebagai Dia(Allah)yang kembali berkali – kali menuju cara memudahkan taubat untuk hamba – hambaNya,dengan jalan menampakkan tanda – tanda kebesaranNya,menggiring kepada mereka peringatan – peringatannya serta memingatkan ancaman – ancamanNya.Sehingga bila mereka telah sadar akan akibat  buruk dari dosa – dosa dan rasa takut dari ancaman – ancamanNya,mereka kembali bertaubat dan Allah pun kembali kepada mereka dengan anugerah pengabulan.Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia. Takutlah kepada siksaNya dengan berhenti dari melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarangnya, seperti menyangka saudaranya yang beriman dengan sangkaan yang buruk, mencari-cari kejelekannya dan apa yang tertutup dari perkaranya, serta mengghibahnya dengan menyebut hal-hal yang tidak disukainya, yang dengan itu kamu berkehendak menghina serta menjelekkannya, serta hal-hal lain yang dilarang oleh Tuhan kalian.Sesungguhnya Allah pasti mengembalikan hambaNya kepada apa yang disukaiNya apabila sang hamba kembali kepada Tuhannya dan apa yang disukaiNya. Dia juga maha penyayang, maka tidak akan menyiksa atas dosa yang telah dilakukan setelah dia bertaubat atas dosa tersebut.
C.Surat Hujuraat ayat 13
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ  
 Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Hai manusia,sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari mani laki- laki dan perempuan.Allah telah menjadikan  manusia dari sperma laki – laki dan ovum perempuan.Maka janganlah menghina sebagian yang lain sebab sebenarnya mereka satu keturunan dengan kamu.
Firman Allah wajaalnakum sampai waqabaila
(dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku – suku,supaya kamu kenal mengenal ),
Kata (شعوب )syu’ub adalah bentuk jamak dari kata) شعب) sya’ab,kata ini digunakan untuk menunjukkan kumpulan dari sekian(قبيلة )qabilah yang biasa diterjemahkan suku.Allah menjadikan manusia  serasi.sebagaiman ada yang bernasab dengan sebagian lainnya dengan nasab yang jauh,dan sebagian ada yang bernasab dengan sebagian lainnya dengan nasab yang dekat.
            Orang yang bernasab dengan nasab yang jauh adalah warga bangsa – bangsa (satu bangsa )sedangkan  orang yang bernasab dengan yang bernasab dekat adalah warga kabilah atau suku(satu kabilah atau suku).Kata ta’aarafu ( تعارفو)terambil dari kata ‘arafa(عرف ) yang berarti mengenal.Kata yang digunakan ayat ini mengandung makna timbal balik dengan demikian maka berarti saling mengenal.Semakin kuat pengenalan satu pihak kepada pihak lain semakin terbuka peluang untuk saling memberi manfaat,guna meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT yang dampaknya tercermin pada kedamaian dan kesejahteraan hidup duniawi dan ukhrawi. Supaya sebagian lain dari kalian mengenal sebagian lainnya bukan untuk bermusuhan. Sejak dini qur’an menggaris bawahi salah satu dampak ketidakbutuhan itu adalah keengganan saling mengenal dan ini pada gilirannya melahirkan bencana dan perusakan di dunia.
            ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r&

 (sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah oramg yang paling taqwa diantara kamu)
sersungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian,di sisi Tuhan kalian adalah orang yang paling taqwa kepadaNya, dengan menunaikan segala kewajiban yang diwajibkannya dan menjauhi segala kemaksiatan yang dilarangNya, bukan orang yang paling besar rumahnya dan yang paling banyak keluarganya. Kata ( اكرمكم) akramakum terambil dari kata (كرم ) karuma yang pada dasarnya berarti yang baik dan istimewa sesuai objeknya. Kemuliaan adalah sesuatu yang langgeng sekaligus membahagiakan secara terus – menerus. Kemulian abadi dan langgeng itu disisi Allah dan untuk mencapainya adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah, menjauhi laranganNya, melaksanakan perintahNya serta meneladani sifat – sifatNya sesuai kemampuan manusia, itulah yang disebut takwa.[7]

            4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ   


(Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal)
Maksudnya Adalah sesungguhnya Allah,memiliki ilmu tentang orang  yang paling bertakwa diantara kalian disisi Allah, dan orang yang paling mulia disisis-Nya, Allah memiliki pengetahuan tentang kalian dan kemaslahatan kalian juga perkara kalian lainnya dan perkara makhluk Nya selain kalian. Oleh karena itu bertakwalah kepada-Nya sebab tidak ada satupun yang tesamar atasNya[8].

           




BAB III
KESIMPULAN

            Dalam ayat – ayat tersebut Allah menjelaskan adab – adab (pekerti)yang harus berlaku di antara sesama mukmin.Seseorang tidak dibenarkan menghina temannya mengaibkannya,memanggilnya dengan gelar (panggilan)yang menyakiti hatinya.Allah juga menjelaskan beberapa fakta yang menambah kukuhnya persatuan umat islam.pertama,menjauhkan diri dari berburuk sangka kepada orang lain.Kedua,menahan diri dari memata – matai keaiban orang lain.ketiga menahan diri dari mencela dan menggunjing orang lain.
            Sesudah itu Allah menjelaskan bahwa semua manusia dari satu keturunan,karena itu tidak selayaknya seseorang menghina saudaranya sendiri.Allah menjadikan mereka berbangsa – bangsa ,bersuku – suku dan bergolongan – golongan agar saling kenal dan saling menolong diantara mereka.Ketakwaan,kesholehan dan kesempurnaan jiwa itulah bahan – bahanseseorang ats yang lainnya.
















DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Quraish Syihab, Tafsir Al Misbah(Jakarta: Lentera Hati,2000)
Syekh Iman Al qurthubi. Tafsir Al Qurthubi.(Jakarta:Pustaka Az Zam, 2007)
Hasbi Assidiq.Tafsir  Al Qur’anul Majid An Nuur jilid V(Semarang:Pustaka Rizki Putra,2003)
Abu Ja’far  Muhammad.Tafsir At Thabari Jilid 23(Jakarta:Pustaka Azzam,2009)Penerj: Abdul Somad




[1] Hasbi Assidiq.Tafsir  Al Qur’anul Majid An Nuur jilid V(Semarang:Pustaka Rizki Putra,2003) hal.3921

[2] . Syekh Iman Al qurthubi. Tafsir Al Qurthubi.(Jakarta:Pustaka Az Zam, 2007)hal.60
[3]   Abu Ja’far  Muhammad.Tafsir At Thabari Jilid 23(Jakarta:Pustaka Azzam,2009)Penerj: Abdul Somad.hal.742

[4]Muhammad Quraish Syihab, Tafsir Al Misbah(Jakarta: Lentera Hati,2000)hal.252
[5] Ibid, hal 256
[6] Abu Ja’far  Muhammad ,op.cit hal 757
[7] . Muhammad Quraish Syihab, Tafsir Al Misbah(Jakarta: Lentera Hati,2000)hal 263
[8]  Abu Ja’far  Muhammad.Tafsir At Thabari Jilid 23(Jakarta:Pustaka Azzam,2009)Penerj: Abdul Somad.hal.775
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Next Prev home
 
Support : Creating Website | Mas Imam
Copyright © 2009. GREEN GENERATION - All Rights Reserved