Berita Terbaru :
 photo Graphic1-31_zpsc1f49be2.jpg
Home » » KAIDAH ATHAF

KAIDAH ATHAF

KAIDAH ATHAF
A.    PENDAHULUAN
Alqur’an adalah ibarat sebuah hidangan/jamuan yang tidak akan habis dinikmati oleh siapapun, siapapun yang mendatanginya pasti akan mendapatkan porsi didalamnya, begitu juga ketika kita berbicara tentang ilmu-ilmu yang ada didalamnya tentunya setiap yang dating mempelajari pati akan mendapatkan sesuatu yang baru dari situ.
Dalam al-Quran tidak jarang kita jumpai ayat-ayat al-Quran yang cara penyampaiannya dengan menggunakan kalimat Isim dan Fi’il. Kedua kalimat tersebut tentunya mempunyai kandungan makna yang berbeda-beda. Apalagi apabila kedua bentuk kalimat tersebut di athafkan antara yang satu dengan yang lain atau dengan sesamanya tentunya disitu akan memberikan maksud dan tujuan yang berbeda.
Isim misalnya, telah dikemukakan oleh as-Suyuthi bahwa Isim menunjukkan tetapnya keadaan dan kelangsungannya (al-tsubut wa al-istimrar). Sedangkan Fi’il menunjukkan timbulnya sesuatu yang baru dan terjadinya suatu perbuatan (al-tajaddud wa al-huduts). Isim tidak terikat dengan waktu. Sedangkan Fi’il sebaliknya.
Selanjutnya, pemakalah akan mempresentasikan hasil tulisan ini yang tentunya masih banyak kekurangan di dalam pembahasan dan penulisannya. Yaitu Kami akan membahas tentang kaidah Athaf.

B.     PEMBAHASAN
Secara bahasa athaf bermakna al-Imalah (condong, cenderung). Secara istilah athaf adalah kecondongan ma’thuf pada ma’thuf ‘alaih  didalam I’rob dan hukumnya.[1] Macam-macam athaf :
Athaf bayan yaitu tabi’ (isim yang ikut) yang menyerupai sifat karena hahikatnya sesuatu yang dimaksud bisa terungkap. Seperti Firma Allah يوقد من شجرة مباركة زيتتونة
Athaf Nasaq yaitu tabi’ (isim yang ikut) yang diantara ma’thuf dan ma’thuf ‘alaih disela-selai oleh huruf athaf, yaitu:   واو, فاء, حتّى, أم, بل, لام,لا, لكن
As-Suyuthi di dalam al-itqan menyebutkan macam-macam dari kaidah athaf  yang menurutnya adalah bagian dari kaidah-kaidah yang sangat penting yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh para mufasir.[2] Begitu juga az-zarkasi di dalam al-burhan menjelaskan detail kaidah-kaidah athaf, diantarany adalah :
1.      Athaf mufrad kepada mufraAd dan jamak kepada jamak.
a.    Adapun faidah dari athaf mufrad ini adalah meghasilkan hubungan antara yang kedua dan yang pertama di dalam I’rab agar diketahui bahwa yang kedua itu sama dengan yang pertama di dalam pengerjaanya seperti dalam QS. al-Maidah [5]:6
(#qßs|¡øB$#ur öNä3ÅrâäãÎ/ öNà6n=ã_ör&ur n<Î) Èû÷üt6÷ès3ø9$# 4
Jika lafadz الأرجل dibaca nashab maka lafadz ini athaf kepada lafadz الوجوه. Dan jika dibaca jar maka lafadz الأرجل athaf  kepada رءوس.
b.   Athaf  jumlah kepada jumlah. Seperti dalam QS. al-Baqarah: 5
y7Í´¯»s9'ré& 4n?tã Wèd `ÏiB öNÎgÎn/§ ( y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÎÈ


 
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Next Prev home
 
Support : Creating Website | Mas Imam
Copyright © 2009. GREEN GENERATION - All Rights Reserved