SUNAN
KALIJAGA WALIYULLAH TANAH JAWA
A.
PENDAHULUAN
1.
Riwayat Hidup
Sunan
kalijaga adalah salah seorang wali
terkemuka, hingga disebut waliyullah tanah jawa. Dalam kapasitasnya sebagai
tokoh islam kejawen, menurut studi tentang ajaran dan riwayat hidupnya, ia
termasuk wali yang akomodatif terhadap unsure budaya jawa. Terbukti, sunan
kalijaga tidak menegur secara keras terhadap sultan hadiwijaya di pajang dan
pemanahan di mataram. Ia mempunyai nama kecil raden sahid, kapan lahirnya pun
menyimpan misteri. Ia diperkirakan lahir 1430an. Raden sahid adalah putra tumenggung
wilwatikta yang sudah beragama islam dan berganti nama raden sahur. Ibunya
benama dewi nawangrum.
Kisah masa muda
sunan kalijaga paling tidak ada dua versi, versi pertama adalah yang menganggap
bahwa pada dasarnya raden sahid suka mencuri dan merampok tapi bukan untuk
dinikmati sendiri, melainkan untuk dibagikan kepada rakyat jelata. Sedangkan
versi kedua adalah masa muda raden sahid adalah benar-benar perampok dan
pembunuh yang jahat yang selanjutnya
bertobat setelah bertemu sunan boning sebagaimana yang tertulis dalam serat
lokajaya.
Sunan kalijaga
berperan dalam pendirian masjid pertama di jawa yakni masjid demak. Di dalam
masyarakat pedesaan banyak sekali cerita-cerita lisan yang berkaitan dengan
pendirian masjid ini. Misalnya perihal sunan kalijaga membuat tiang masjid dengan
tatal, sunan kalajaga juga dianggap sebagai ulama penentu arah kiblat dengan
cara menggandengkan Masjidil haram dengan Masjid demak dengan ke dua tangannya,
sehingga yakin kebenaran arah kiblatnya, babad demak menyebutkan masjid demak
bediri pada tahun 1477 M. Masjid demak selain sebagai pusat ibadah juga sebagai
pusat pendidikan (pesantren). Masjid dan pesantren sesungguhnya merupakan center of excellence yang saling mendukung
dan melengkapi dalam membentuk kepribadian muslim. Karya-karya dan peninggalan
sunan kalijaga diantaranya yaitu: gamelan, wayang kulit, baju takwa demak,
tembang dhandhanggula, kain batik motif garuda dan syair-syair pujian
pesantren.
Sunan kalijaga
menggubah beberapa lakon wayang da diantaranya yang terkenal adalah lakon jimat
kalimasada, dewa ruci dan petruk dadi ratu. Jimat kalimasada taka lain
perlambang dari kalimat syahadad, lakon jimat kalimasada inilah yang sering
dipentaskan. Jimat kalimasad ini berupa sebilah keris yang terdapat relief
timbul berupa tulisan. Pusaka ini cukup ampuh dalam melawan segala angkara
murka di muka bumi, dan sunan kalijaga lah yang mampu menafsirkan rahasia dari
jimat tersebut.
Sunan kalijaga
mengganti puji-puji dalam sesaji dengan doa dan bacaan dari kitab suci alquran.
Wayang bagi sunan kalijga buka n semata-mata pertunjukan cerita, namun
dimanfaatkan betul sebagai sarana pendidikan masyarakat. Sebagai dalang sunan
kalijaga sering memberi pesan-pesan kepada rakyat yang menyaksikan pertunjukan
tersebut.
Babad Cirebon
menulis sunan kalijaga menetap beberapa tahun di Cirebon, persisnya di desa
kali jaga, sekitar 2,5 km arah selatan kota. Kemudian ia menetap di kadilangu
sampai akhir hayatnya bersama istrinya dewi sarah ,putrid maulaa ishak. Sunan kalijaga
hidup dalam empat era decade pemerintahan. Yakni masa majapahit (sebelum 1478),
kasultanan demak (1481-1546), kasultanan pajang (1546-1568) dan awal
pemerintahan matarm (1580an). Begitulah yang dinukilkan dalam babad tanah jawi.
Begitulah kisah sunan kalijaga yang tak pernah padam dikalangan masyrakat
pesisir utara jawa tengah, hingga Cirebon. Terutama caranya berdakwah yang
memikat dan kompromis sehingga dianggap berbeda dengan metode para wali yang
lain.
2.
Karya Sunan Kalijaga
Kisah tentang kalijaga
ini penuh mistik, sumber yang orisinil tentang kisah tersebut tidak tesedia.
Namun demikian sebenarnya sunan kalijaga meninggalkan dua buah karya tulis
yaitu serat dewa ruci dan suluk linglung yang belum dikenal luas. Mengenai isi
dari kedua karya tersebut sebenarnya hampir sama, perbedaannya sedikit tapi
fundamental. Di dalam suluk linglung sunan kali jaga telah menyinggung
pentingnya orang untuk melakukan sholat dan puasa, sedang hal itu tidak ada
sama sekali di dalam serat dewa ruci. Naskah suluk linglung disimpan oleh
nyonya mursidi keturunan sunan kalijaga ke 14 di tulis menggunakan huruf pegon
berbahasa jawa. Sebagai tambahan pada waktu sunan kalijaga masih berjati diri
seperti yang tetulis dalam serat dewa ruci, muri-murid kinasihnya berfaham
manunggaling kawula gusti, seperti sultan hadiwijaya, pemanahan, dan sebagainya
( ahmad mursyidi, 2001)
B.
PEMBAHASAN
Adapun
pemikiran Sunan kalijaga dalam mengislamisasi budaya di tanah jawa antara lain:
1.
Tembang ilir-ilir, lambang islamisasi tanah jawa
Sunan kalijaga
mengarang tembang ilir-ilir, menggubah tembang macapat metrum dhandanggula, dan
membuat gambar wayang kulit miring. Adapun syair tembang ilir-ilir karya sunan
kalijaga yaitu:
Ilir-ilir
Ilir-ilir
tandure wis sumilir (ilir-ilir tanaman
sudah bersemi)
Tak
ijo royo-royo tak senggah temanten anyar (tampak
menghijau ibarat pengantin baru)
Bocah
angon penekno blimbing kuwi (wahai penggembala panjatlah blimbing itu)
Lunyu-lunyu
yo penekna kanggo masuh dodotiro (meski licin
panjatlah untuk mencuci kain)
Dodotiro
kumitir bedhah ing pinggir (kain yang sudah
robek kainnya)
Dondomana
jrutamatana kanga seba mengko sore (jahitlah dan
tambalah untuk menghadapi nanti sore)
Mumpung
padhang rembulane mumupung jembar kalangane (mumpung bulan
terang dan lebar tempatnya) (M hariwijaya, Islam
Kijawen, 2006;197-198)
Lagu ilir-ilir
diatas member optimis pada seseorang yang sedang melakukan amal kebaikan, amal
itu berguna untuk bekal di hari akhir.
Kesempatan hidup di dunia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berbuat
kebaikan. Menurut para ahli, tafsir tembang ilir-ilir adalah sebagai sarana
penyiaran agama islam secara damai, tanpa paksaan dan kekerasan. Toleransi di
dalam menyiarkan agama islam sangat jelas hingga terjadi asimilasi dan adaptasi
antara ajaran islam dan ajaran lainnya, sehingga terjadi apa yang di sebut cultur contack.
Ilir-ilir Ilir-ilir tandure wis sumilir makin
subur dan tersyiarlah agama islam yang disyiarkan oleh para wali, Tak ijo royo-royo tak senggah temanten anyar
hijau adalah warna dan lambing agama isam, bagaikan pengantin baru.
Maksudnya agama islam begitu menarik dan kemunculannya yang baru diibaratkan
dengan pengantin baru.
Bocah angon penekno blimbing kuwi cah
angon atau penggembala diibaratkan dengan dengan penguasa yang menggembala
rakyat, para penguasa itu disarankan untuk segera masuk agama islam,
disimbolkan dengan buah belimbing yang mempunyai bentuk segilima sebagai
lambing rukun islam. Lunyu-lunyu yo
penekna kanggo masuh dodotiro. Walaupun licin, susah, tetapi usahakanlah
untuk masuk islam demi mensucikan dodot (pakain yang sering dipakai pembesar
jaman dulu). Bagi orang jawa agama adalah pakain atau kepercayaan.
Dodotiro kumitir bedhah ing pinggir .
pakaianmu, agamamu sudah rusak karena telah bercampur dengan kepercayaan
animism dan dinamisme. Dondomana
jrutamatana kanga seba mengko sore. Agamamu yang sudah rusak itu jahitlah
perbaikilah sebagai bekal menghadap Tuhan. Mumpung
padhang rembulane mumupung jembar kalangane. Mumpung masih hidup masih ada
kesempatan bertobat. (M hariwijaya, Islam
Kijawen, 2006;198)
2.
Makna simbolik kisah dewa ruci
Dalam serat
dewa ruci terdapat salah satu kisah simbolik
sastra jawa klasik yaitu riwayat she Malaya tatkala diperintahkan oleh
sunan bonang agar pergi naik haji ke mekah. Karena tidak tahu jalan she Malaya
terjun ke laut, di situlah ia di datangi nabi khidir dan diberi wejangan ilmu
kesempurnaan. Kalimat-kalimat yang hamper sama dengan yang ada dalam serat dewa
ruci adalah sebagai berikut;
Nabi
khidir angendiko aglis, gedhe endhi siro lawan jagat, kabeh iki saisine,
kalawan gunungipun, samudrane alase sami, tan sesak lumebuwa, mring jro
garbaningsun, she Malaya dukmiyarsa, semu ajrih kummel sandika tumeki, melbeng sang
marbudengrat. (M hariwijaya, Islam Kijawen, 2006;236)
Nabi khidir
segera bersabda, lebih besar manakah engkau dengan dunia, dengan seluruh
isinya, beserta gunung-gunungnya. Samudra dan hutan-hutannya, tidak penuh sesak
bila, masuk kedalam badanku. Seh Malaya ketika mendengar, agak merasa takut
sehingga menyanggupi memasuki tubuh nabi khidir .
Hal ini menunjukkan bahwa ajaran
sufi menjiwai serat Dewa ruci, masyarakat jaw saat itu merasa bahwa ajaran
simbolis yang terdapat dalam serat dewa ruci itu sesuai dengan falsafah hidup
mereka. Maka serat Dewa ruci mendapat tanggapan yang besar (Woro Aryandini,
1996; 36)
3.
Asal usul terjadinya manusia
Sunan kalijaga
mengajarkan asal-usul- kejadian manusia melalui syair jawa berjudul Cublak-cublak suweng . lagu ini juga
pernah di tafsirkan oleh Sunan Paku buwono v dalam serat centhini, jilid 3,
pupuh 207( pangkur) bait 118-20. Awal mulanya di gambarkan bahwa ana manuk bango botha, ngendhog ing
ngenthak-entha, sepi. Maksudnya ada seekor bangau yang merupakan ibarat alam
semesta. Telur burung ini tidak lain ibarat dari udara/angin. Angin hanya ada
di “awing-awang dan uwung-uwung”tak dapat diambil dan sulit dan sulit dilihat,
namun angin tersebut yang menghidupi manusia, seperti kutipan lagu berikut;
Cublak
suwen suwengira,
Sigelenter
mambukethundung mundhinh,
Empak
empong lira-liru,
Iyeiku
swasananta,
Mlebu
metu ingaran lira-liru,
Ing
suwung kang mengku ana,
Mungguh
sajroning ngaurip (Suwardi endraswara, Mistik kejawen, 2003:103)
Maksud dari
lagu itu bahwa, dalam diri manusia tak akan lepas dari angin( nafas). Hidup dan
nafas sulit dipisahkan. Lukisan nafas hidup ini dapat diruntut dari pengertian
katacublak artinya wadah, suweng bisa dari kata suwung( hampa), sigelenter
(terus berjalan tidak berhenti), mundhing (kerbau). Maksud keseluruhannya,
manusia dan alam semesta selalu ada nafas yang keluar masuk, karena manusia itu
bodoh (seperti kerbau), mereka tak melihat semua itu, namun semua itu ada. Ada
yang tak ada. Padahal nafas itu emplak empong (tertanam keluar masuk dalam
badan). Keluar masuknya nafas tersebut seakan-akan telah biasa, jika manusia
tak sadar, tak tahu pula bahwa ada yang mengatur nafas itu, Allah sja yang tau.
Karena itu manusia diharapkan sadar asal-usul, sehingga akan menambah
bekal(ibadah) kepada Allah. (Suwardi endraswara, Mistik kejawen, 2003:103-104)
4.
Rekayasa sinkretisme sunan kalijaga
Sunan kalijaga
adalah wali asli keturunan orang jawa. Oleh karena itu, iasangat paham budaya
jawa yang tidak bisa dipisahkan dengan dunia mistik mereka. Apabila dibabat
habis dengan metode sunsn giri, sunan
kalijaga khawatir rakyat bawah tidak akan mau memeluk agama islam. Oleh karena
itu perubahan harus pelan-pelan. Tata cara yang menjadi kepercayaan agama lama
yang harus di ubah dengan pelan-pelan menurut
sunan kalijaga ada 3 hal:
a.
Bab samadi,
sebagai puji mengheningkan cipta, mengandung maksud untuk mencari sasmita dan
berita batin mengenai hal-hal yang sudah lewatdan yang akan dating. Diusahakan berubah
b.
Bab sesaji dan
membakar kemenyan, bermaksud menyajikan kebaktian kepada lelembut, yaitu
makhluk halus seperti jin dan setan, supaya mereka membantu dan tidak
mengganggu rakyat setempat. Hal ini harus diubah dengan memberi sedekah kepada
fakir miskin, tetangga dekat, sanak keluarga dan lain sebagainya.
c.
Bab upacara
tradisi keagamaan.(Purwadi:2002, hariwijaya:2003)
5.
Gubahan wayang gaya islam
Sejak masuknya
islam, maka sarana kegiatan budaya jawa yang berupa wayang dianyam secara
canggih untuk memasukkan ajaran-ajaran islam. Banyak lakon-lakon digubah untuk kepentingan ini. Sunan kalijaga
menggubah beberapa lakon wayang dan diantaranya yang terkenal adalah lakon
jimat kalimasada, dewa ruci dan petruk
dadi ratu.
Satu
personifikasi yang sangat dekat dengan masyarakat jawa adalah tokoh
punakawanyang terdiri atas semar, gareng, petruk, bagong. Punakawan yang
terdiri atas semar, nala gareng, petruk, bagong adalah tokoh-tokoh yang selalu
ditunggu-tunggu dalam setiap pergelaran wayang di jawa. Sebenarnya dalam cerita
wayang yang asli dari india tidak ada tokoh punakawan. Para tokoh punakawan
dibuat sedemikian rupa mendekati kondisi masyarakat jawa yang beraneka ragam.
Punakawan
dimainkan dalam sesi gara-gar. Jika diperhatikan secara seksama ada kemiripan
dalam setiapa pertunjukan wayang anatara satu lakon dan lakon yang lain. Pada
setiap permulaan permainan wayang biasanya tidak ada adegan bunuh membunuh
antara totkoh-tokohnya hingga lakon gara-gara dimainkan, mengapa? Dalam
falsafah orang jawa, hal ini diartiakan bahwa dalam setiap mengatasi masalah
hendaknya selalu tenang, piker dengan kepala dingin dan utamakan musyawarah.
Cermati dulu masalah yang ada jangan mengambil kesimpulan sebelum mengetahui
masalahnya.
Ketika lakon
gara-gara selesai, barulah ada adegan peperangan, itu dapat diartiakan jika
musyawarah tidak dapat dilakukan maka jalan kekerasanpun boleh dilakukan untuk
menegakkan kebenaran. Dalam islampun setiap dakwah yang dilakukan harus
menggunakan tahap-tahap yang tidak bebeda dengan tahap-tahap yang ada dalam
dunia pewayangan ini.
Para tokoh
punawakan juga berfungsi sebagai pamaong “pengasuh” untuk tokoh wayang lainnya.
Pada prinsipnya manusia butuh yang namanya pamong, mengingat lemahnya manusia.,
pamong dapat diartikan pula sebagai pelindung. Tiap manusia hendaknya selalu
meminta lindungan kepada Allah SWT, sebagai sikap introspeksi terhadap segala
kelemahan dalam dirinya, inilah falsafah sikap pamong yang digambarkan oleh
para tokoh punakawan.
Makna yang
terkandung dalam tokoh punakawan adalah sebagai berikut: semar, aslinya tokoh
ini berasal dari bahasa arab yaitu ismar yang artinya paku. Tokoh ini dijadikan
pengokoh terhadap semua kebenaran yang ada atau sebagai advicer dalam mencari
kebenran terhadap segala masalah. Paku disini juga dapat difungsikan sebagai
pedoman hidup, pengokoh hidup manusia, yang tidak lain adalah agama. Sehingga
semar bukanlah tokoh yang harus dipuja, tapi penciptaan semar hanyalah
penciptaan simbolisasi dari agama sebagai prinsip hidup setiap umat beragama.
Bagong berasal
dari kata baghaa yang berarti berontak. Yaitu berontak terhadap kebatilan dan
keangkaramurkaan. Dalam versi lain bagong berarti baqa’ yang artinay kekal yang
artinya manusia hanya akan hidup kekel setelah di akhirat nanti.
Nala gareng
juga diadaptasi dari bahasa arab yaitu naala qariin yang artinya memperoleh
banyak teman, ini sejalan dengan dakwah para wali sebagai juru dakwah untuk
memperoleh sebanyak-banyaknya teman untuk kembali kejalan Allah SWT dengan
sikap arif dan jalan yang baik. (M hariwijaya, Islam Kijawen, 2006;249-250)
Petruk
diadaptasi dari kata fatruk , kata pangkal dari sebuah wejangan yang berbunyi ,
fatruk kulla maasiwallahi, artinya tinggalkan semua apapun selain Allah.
Wejangan tersebut kemudian menjadi watak para wali dan mubaligh para waktu itu.
Petruk juga sering disebut kanthong bolong artinya kantong yang berlobang.
Maknanya bahwa setiap manusia harus ikhlas beramal dan menyerahkan jiwa raganya kepada Allah SWT tanpa pamrih ( Suwardi
endraswara,Mistik kejawen, 2003)
Jadi tokoh
punakwan tersebut merupakan gambaran nafsu hidup manusia, yakni semar
(mutmainah), Gareng (amarah), Petruk (aluamah), Bagong (sufiah), bahkan sering
ditambah lagi tokoh Tgog dari kata arab taghut (iblis), ini emua berarti bahwa
pertunjukan wayang mengajak manusia untuk menuju kejalan yang benar dan
mencegah hawa nafsu/ kemungkaran ( Suwardi endraswara,Mistik kejawen, 2003; 105)
C.
PENUTUP
Agama islam
datang di jawa tidak lepas dari peran wali sanga terutama Suna kalijaga, ketika
islam masuk rakyat dijawa merupan penganut ajaran hindhu- budha serta masih
kental dengan praktik animisme dan dinamisme. Di sinilah sunan kalijaga sedikit demi sedikit mulai mengajarkan
islam kepada mereka dengan sinkretisme budaya karena pada saat itu budaya sudah
berkembang begitu pesat.
Sunan kalijaga
dengan berbagai caranya ternyata mampu memberikan warna tersendiri kedalam
islam di jawa yang sampai saat ini dikenal dengan nama islam kejawen. Islam
yang penuh dengan kearifan local yang didalamnya menyimpan berbagai mistis
(misteri), yang tak akan habis dikupas nilai-nilai filosofisnya, walaupun
sebagian ada yang merupakan mitos belaka.
DAFTAR PUSTAKA
M Hariwijaya, Islam Kejawen, Yogyakarta; Gelombang pasang, 2006
Suwardi endraswara, Mistik Kejawen, Yogyakarta,; Narasi,
2003
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
ReplyDeleteINGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
benar gak ini
ReplyDelete