Berita Terbaru :
 photo Graphic1-31_zpsc1f49be2.jpg
Home » » Tafsir Periode Modern

Tafsir Periode Modern

BAB I
PENDAHULUAN

Puasa secara bahasa adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkankan secara terminologi, adalah menahan diri pada siang hari berbuka dengan disertai niat berpuasa bagi orang yang telah diwajibkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Detailnya, puasa adalah menjaga dari pekerjaan-pekerjaan yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum dan bersenggama pada sepanjang hari tersebut, sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa diwajibkan atas seorang muslim yang baligh, berakal, bersih dari haidh dan nifas, disertai niat ikhas semata-mata karena Allah ta’aala.
Dalam makalah ini pemakalah akan menguraikan beberapa hadis, tantang kewajiban berpusa. Dan semoga bisa dapat bermanfaat bagi pemakalah dan pembacanya. Amiin.

















BAB II
PEMBAHASAN
KEWAJIBAN BERPUASA

A.  Hadis Pertama
من صام رمضان ايماناً واحتساباً غفر له ماتقدّم من ذنبه (رواه بخارى)
Barang siapa berpuasa Ramadhan karena mengharap keridhaan Allah, maka akan diberikan ampunan kepadanya atas dosanya yang terdahulu. (H.R.Bukhori ).

1.        Kosa Kata
      غفر له : Diberikan ampunan
احتساباً : Mengharap

2.        Rawi A’la
Nama asli Abu Hurairah adalah Abdu syams bin ‘Adtsan bin ‘Abdullah bin Ka’ab bin Al-haris bin Malik bin Nahr bin Al-azad. Ia lahir di Daus, sebuah wilayah di Yaman, pada tahun 19 SH (602 M). Setelah masul Islam (pada tahun 7 H) nama ‘Abd Syams (hamba matahari) diganti menjadi ‘Abdurrahman oleh Rasullah. Hal ini dikarenakan rasul tidak ingin membiarkan nama jahiliyah melekat pada dirinya sedangkan julukan Abu Hurairah (bapak kucing) diberikan oleh rasul karena ia mempunyai kucing yang senantiasa ia pelihara dengan sepenuh hati.[1]
Abu Hurairah wafat pada bulan Ramadhan tahun 59 H (679 M) pada usia ke 78. Yang kemudian jasadnya dimakamkan di Baqi.[2]



3.        Syarah Hadis
Hadis diatas menjelaskan tentang seorang hamba apabila ia berpuasa dengan mengharap keridhaan Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang terdahulu. Dalam artian apabila kita berpuasa diharapkan untuk Allah semata tidak untuk riya’, di puji orang dll. Tapi kita niatkan untuk beribadah ke pada Allah, dan sebaliknya apabila kita niat puasa karena riya’, dipuji orang maka kita tidak mendapatkan apa-apa dari pahala puasa tersebut kecuali rasa lapar dan haus.
Puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat islam Allah berfirkan dalam surat (Al -Baqarah:183)
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

B.  Hadis Kedua
عن أبى هريرة قال: جاء رجل إلى النبىّ صلىّ الله عليه وسلّم فقال هلكت يارسول الله، قال: وما اهلك؟ قال: وقعْتُ على امراءتى فى رمضان، فقال: هل تجد ما تُعْتِقُ رقبةً؟ قال: لا، فهل تستطيع ان تصوم شهرين متتابعَين؟ قال:لا، فهل تجد ما تطعم ستّين مسكيناً؟ قال: لا، ثمّ جلس فأتي النيىُّ صلىّ الله عليه وسلّم بعرقٍ فيه تمرٌ فقال تصدُّقْ بهذا، فقال: أعلى أفْقرَ مناّ؟ فما بينَ لا بيتها اهل بيتٍ احوجُ اليهِ مناّ-فضحكَ  النبىُّ صلىّ الله عليه وسلم حتىّ بدتْ انْيابُهُ ثمّ قال: إذهب فأطعمه أهلك.

Dari Abu Hurairah berkata: Datanglah seorang laki-laki kapada Nabi dengan berkata : Wahai Rasullah, aku calaka. Nabi bersabda: Apakah yang mencelakakan engkau? Laki-laki itu menjawab: Aku bersenggama dengan istriku pada hari Ramadhan. Nabi bertanya: Apakah kamu mendapati untuk memerdekakan hamba? Laki-laki itu menjawab: Tidak. Nabi bertanya: Apakah kamu sanggup berpuasa dua bulan berturut-turut? Laki-laki itu menjawab: Tidak sanggup. Nabi bertanya: Apakah kamu mendapati  makanan untuk diberikan pada 60 orang miskin? Laki-laki itu menjawab: Tidak ada. Kemudian ketika laki-laki itu duduk maka disarankan oleh Nabi saw. Padanya berupa kurma sebanyak satu tong kayu. Nabi bersabda: Sedekahkanlah dengan ini. Laki-laki itu menjawab: Siapakah yang lebih miskin dari pada kami? Maka tidak ada diantara penduduk desa ini yang lebih membutuhkannya kecuali kami. Nabi saw. Tertawa sehingga kelihatan giginya. Kemudian Nabi berkata: Pergilah dan berikanlah pada keluargamu.

1.        Kosa Kata
هلك           : Celaka
وقعْتُ          : Saya telah bersenggama
تُعْتِقُ رقبةً       : Memerdekakan hamba
بعرقٍ           : Tong kayu
بدتْ انْيابُهُ      : Kelihatan giginya

2.        Rawi A’la
 Untuk penjelasan tentang Rawi A’la pada hadis ini, telah dijelaskan sebelumnya pada hadis pertama.
3.        Syarah Hadis
Hadis diatas menjelaskan tentang larangan bersenggama dengan seorang  istri, pada waktu bulan Ramadhan. Karena apabila seorang bersenggama dengan istrinya pada waktu bulan Ramadhan akan membatalkan puasa dan diwajibkan membayar denda (kaffarah). Seperti memerdekakan hamba, berpuasa dua bulan berturut-turut, memberikan makanan untuk diberikan pada 60 orang miskin, kurma sebanyak satu tong kayu untuk diberikan kepada keluarganya.
Demikian adalah kaffarah bagi orang yang bersenggama di wakwu bulan Ramadhan. Yang harus dilaksanakan salah satunya apabila seseorang telah melanggar (bersenggama) di bulan Ramadhan.
C.  Hadis Ketiga
تسحروا فإنّ فى السّحور بركةٌ (رواه البخارى ومسلم)
Bersahrulah kalian, karena di dalam sahur itu terdapat berkah. (H.R. Bukhori dan Muslim)

1.         Kosa Kata
 تسحرو : sahur
2.         Rawi A’la
Anas bin Malik urutan ke tiga dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadist, Ia meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits.
Anas adalah (Khadam) pelayan Rasulullah yang terpercaya, ketika ia berusia 10 tahun, ibunya Ummu sulaiman membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam untuk berkhidmat. Ayahnya bernama Malik bin an-Nadlr. Rasulullah sering bergurau dengan Anas bin Malik, dan Rasulullah sendiri tidaklah bersikap seperti seorang majikan kepada hambanya.
Anas bin Malik tidak berperang dalam perang Badar yang akbar, karena usianya masih sangat muda. Tetapi ia banyak mengikuti peperangan lainnya sesudah itu. Pada waktu Abu Bakar meminta pendapat Umar mengenai pengangkatan Anas bin Malik menjadi pegawai di Bahrain, Umar memujinya :” Dia adalah anak muda yang cerdas dan bisa baca tulis, dan juga lama bergaul dengan Rasulullah”.
Sedangkan Komentar Abu Hurairah tentangnya : “ Aku belum pernah melihat orang lain yang shalatnya menyerupai Rasulullah kecuali Ibnu Sulaiman (Anas bin Malik)”.
Ia wafat pada tahun 93 H dalam usia melampaui seratus tahun.[3]


3.         Syarah Hadis
Pada waktu, Bulan Ramadhan telah tiba. Sudah tentu, yang merasa beriman semestinya merasa senang dengan kehadiran bulan dengan malam seribu bulannya.
Kita melewati hari demi hari yang tentu kita berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kualitas puasa kita. Nah, salah satu yang dapat membuat puasa kita kuat adalah makan sahur.
Menjadi suatu kebiasaan dan hal yang tak boleh terlewatkan di masyarakat kita dalam makan sahur. Bahkan alunan instrument musik penggugah sahur pun seolah menandakan yang masih anak-anak juga tak mau ketinggalan berbuat kebaikan dengan membangunkan orang-orang dewasa yang beberapa masih terlelap dengan tidurnya.

KeutamaanSahur
a.       Sahur adalah Barakah.
Dari Abdullah bin Al Harits dari seorang shahabat Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam: Aku masuk menemui Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika dia makan sahur, beliau berkata, "Sesungguhnya makan sahur adalah berkah yang Alloh berikan pada kalian maka janganlah kalian tinggalkan." (HR An Nasa`i dan Ahmad).
         Keberadaan sahur sebagai barakah sangatlah jelas, karena dengan makan sahur berarti mengikuti sunnah, menumbuhkan semangat serta meringankan beban yang berat bagi yang berpuasa, dalam makan sahur juga menyelisihi Ahlul Kitab karena mereka tidak melakukan makan sahur. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamainya makan pagi yang diberkahi sebagaimana dalam dua hadits Al Irbadh bin Sariyah dan Abi Darda` radhiyallahu ‘anhuma, "Marilah menuju makan pagi yang diberkahi, yakni sahur."


b.      Allah dan Malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur.
Dari Abu Sa'id Al Khudri rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sahur itu makanan yang barokah, janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya meneguk seteguk air, karena Alloh dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur."
Oleh sebab itu, seorang muslim hendaknya tidak menyia-nyiakan pahala yang besar ini dari Rabb yang Maha Pengasih. Dan sahurnya seorang mukmin yang paling utama adalah kurma.
Barangsiapa yang tidak menemukan korma, hendaknya bersungguh-sungguh untuk sahur walau hanya dengan meneguk satu teguk air, karena fadhilah (keutamaan) yang disebutkan tadi, dan karena sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, "Makan sahurlah kalian walau dengan seteguk air."[4]
D.  Hadis Keempat
وإذا كان يوم صوم أحدكم لا يرفث ولا يصخبْ. فإذ سابّه أحدٌ او قائله فليقل إنى امْرؤٌ صائمٌ (رواه البخارى)
إذا نسي فأكل وشرب فليتمّ صومهُ فإنمّا اطعمه الله وسقاه (رواه البخارى)
Apabila salah seorang diantara kamu sedang berpuasa maka ia tidak boleh berkata keji dan tidak boleh ribut. Apabila ada seseorang mencaci makinya atau mengajak berkelahi maka hendaknya ia mengatakan: “Saya adalah orang yang sedang berpuasa”. (HR. Bukhori).
Apabila seseorang lupa lalu ia makan dan minum maka hendaknya ia menyempurnakan puasanya karena ia diberi makan dan minum oleh Allah. (HR. Bukhori).[5]


1.    Kosa Kata
يرفث    : Berkata keji
يصخبْ  : Ribut
سقاه     : Diberi minum
2.    Rawi A’la
Untuk penjelasan tentang Rawi A’la pada hadis ini, telah dijelaskan sebelumnya pada hadis pertama.
3.    Syarah Hadis
Hadis diatas menjelaskan tentang keadaan seseorang apabila ia sedang mengerjakan puasa hendaknya ia berkata yang baik-baik, dan tidak boleh berkata keji atau perkataan yang kotor. Dan hendaknya ia sabar apabila seseorang memancingnya emosinya, misalnya mengajaknya berkelahi, dalam artian seseorang tersebut harus sabar dengan segala cobaan yang dapat membatalkan puasa.
Dan apabila seseorang diantara kalian lupa, misalnya makan atau minum padahal ia dalam keadaan puasa, maka makan atau minum tersebut tidak membatalkan puasanya, dan hekdaklah ia melanjutkan puasanya.













BAB III
PENUTUP

Dari uraian hadis-hadis diatas bisa kita pahami, bahwasanya puasa harus  karena Allah semata bukan orang lain, dan diharamkan kepada kita waktu melaksanakan puasa  atau  pada waktu bulan ramadhan untuk bersenggama dengan istri kita, dan Allah juga manganjurkan untuk makan sahur meskipun dengan kurma.
Demikian apa yang pemakalah sampaikan, mungkin masih banyak kesalahan dan kekurangan,  yang perlu di kritik atau saran yang membangun. Sekian wassalam.





DAFTAR PUSTAKA

Abdul Baqi, Muhammad Fuad, Al-Lu’lu’ Wal Marjan, Semarang: Al- Ridha (Toha Putra), 1993.
Ahmad Ibn Hajar,  Al Fadhil, Tahdibu at Tahdzib jilid 12 beirut 1894.
http://firmanazka.blogspot.com/2010/08/keutamaan-hikmah-dan- hukum-makan-sahur.html/ diakses hari jum’at jam 02.30 wib.
Khon, Abdul Majid, Ulumul Hadis, Jakarta: Amzah, 2009.



[1] Al Fadhil, Ahmad Ibn Hajar, Tahdibu at Tahdzib jilid 12 beirut 1894, h. 237
[2] Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Jakarta: Amzah, 2009, h. 247
[4] http://firmanazka.blogspot.com/2010/08/keutamaan-hikmah-dan-hukum-makan- sahur.html/ diakses hari jum’at tgl 20 jam 02.30 WIB.  

[5] Muhammad Fuad Abdul Baqi,  Al-Lu’lu’ Wal Marjan, Semarang: Al- Ridha (Toha Putra), 1993, h. 42-45

 
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Next Prev home
 
Support : Creating Website | Mas Imam
Copyright © 2009. GREEN GENERATION - All Rights Reserved