Berita Terbaru :
 photo Graphic1-31_zpsc1f49be2.jpg
Home » » G.H.A Juynboll dan Gotthold Ephraim Lessing

G.H.A Juynboll dan Gotthold Ephraim Lessing

Tokoh-tokoh Orientalis
( G.H.A Juynboll dan  Gotthold Ephraim Lessing )
I.     PENDAHULUAN
Kaum orientalis bagi sebagian kalangan muslim adalah musuh yang harus dihancurkan, namun bagi sebagian kalangan muslim yang lain tidaklah demikian.[1]
Hal ini tidak terlepas dari kebenarannya yang memang problematis, disatu sisi kaum orientalis ini sangat merugikan islam karena sebagian besar mereka melakukan riset dan kajian adalah untuk menghasilkan sebuah rumusan yang dapat digunakan sebagai senjata untuk mendiskreditkan islam. Tetapi disisi lain kajian dan riset yang mereka lakukan tersebut disusun secara obyektif, sehingga diakui atau tidak mereka juga memberi sebuah kontribusi bagi perkembangan dunia timur dan lebih khususnya adalah dunia islam.[2]
Dan dalam makalah ini, kita akan mencoba meneropong dua tokoh orientalis yaitu G.H.A Juynboll dan Gotthold Ephraim Lessing.
II.  PEMBAHASAN
A.    Gotthold Lessing
1.      Biografi G. Lessing[3]
              Gotthold Ephraim Lessing adalah seorang penyair, penulis drama, filosof, dan juga kritikus sastra Jerman. Ia merupakan tokoh Aufklarung di Jerman. Lessing lahir pada tanggal 22 Januari 1729 di Kamenz, Lusatia, Saxony, Jerman. Ia merupakan keturunan dari keluarga pastor Lutheran .  Lessing memiliki karakter yang kuat, cerdas, kritis dan dinamis.
              Awalnya, ia dididik secara pribadi oleh ayahnya, barulah pada tahun 1737, Lessing mengenyam pendidikan di sebuah sekolah latin di Kamenz . Kemudian, pada tahun 1741, di usia 12 tahun, ia bersekolah di St. Afra di Meisse. Kemudian pada usia 17 tahun ia melanjutkan studinya di Universitas Leipzig mulai tahun 1746 sampai 1748 . Di sini, ia mendalami teologi, namun ia juga mengambil mata kuliah filologi, arkeologi, dan seni oleh Johann Friedrich Christ dan Johann August Ernesti (1701-1781). Tahun 1748, ia pindah ke Berlin dan belajar kedokteran.
              Namun sebenarnyanya ia lebih menyukai bidang sastra. Oleh karena itu, ia meninggalkan pendidikannya . I a mengawali karirnya sebagai wartawan , editor, dan kritikus sastra di Die Vassische Zeitung , sebuah jurnal yang populer dengan ide-ide Aufklarung pada tahun 1751. Hal itulah yang mengantarkan Lessing menjadi seorang penulis. Tahun 1752, ia mengambil gelar masternya di Wittenberg.
            Ia menerbitkan koleksi tulisannya yang pertama pada tahun 1753 berjudul Schriften . Pada tahun 1755, tulisannya itu sudah sampai volume enam. Pada tahun 1759-1765, Lessing menyelesaikan Briefe, die neueste Literatur betreffend yang merupakan sebuah essay kritik dalam format surat.
            Sejak tahun 1760, ia bekerja di Breslau (yang sekarang bernama Wodaw) sebagai sekretaris dari Jenderal Tauentzien. Namun, itu hanya bertahan sebentar. Pada tahun 1765, ia kembali ke Berlin dan dua tahun kemudian ia merintis pembangunan National theater di Hamburg, menjadi seorang penasehat drama dan dramaturg (profesi dalam teater yang bekerja pada riset, perkembangan drama, mengedit drama baru yang akan ditampilkan , dan bertanggung jawab atas perekrutan aktor, pembuatan program pendidikan dalam drama, membantu sutradara dalam latihan-latihan sebelum pementasan, serta melakukan riset budaya dan sejarah yang berkenaan dengan setting drama) . Disinilah Gotthold Ephraim Lessing bertemu dengan calon istrinya. Tahun 1776, ia menikahi Eva König, seorang janda di Jork (yaitu sebuah daerah yang dekat dengan Hamburg). Eva meninggal pada tahun 1778, setelah melahirkan seorang putra yang juga berusia pendek.
              Tahun 1770 Lessing bekerja pada Herzog-August sebagai pustakawan di Wolfenbüttel. Lessing meninggal pada usia 52 tahun , yaitu pada tanggal 15 Februari 1781 dalam kunjungannya pada seorang padagang wine, Angott di Braunschweig .
            Lessing juga terkenal lewat persahabatannya dengan seorang filosof Yahudi Jerman, Moses Mendelssohn. Larry Todd menggambarkan dalam biografi cucu Mendelssohn yang terkenal, yaitu Felix, bahwa persahabatan antara keduanya merupakan suatu metafora dalam Aufklarung yang menunjukkan toleransi antar umat beragama.
2.      Karya-karya Lessing[4]
Der junge Gelehrte 1747 ( in Schriften, 1754), Giangir odr der veschmähte Thron 1747 , Die alte Jungfer, 1748 (pub. di 1749), Der Misogyn  1748 (pub. 1755), Samuel Henzi 1749 (pub. 1753), Der Freygeist, 1749 (pub. 1755), Die Juden, 1749 (pub. 1754), Der schatz, 1750 (pub. 1755), Beyträge zur Historie und Aufnahme des Theaters, 1750, Kleiningkeiten, 1751Schriften, 1753-1755 (6 vols., Rev. Ed.1771), Theatralische Bibliothek, 1754-1758, Briefe die Neueste Literatur betreffend, 1759-65, Fabeln, 1759 (rev. ed. 1777) - Fables (tr. 1829), Pilotas, 1759 (prod. 1774), Dokter Faust, 1759, Philotas, 1759 – Philotas, Der schatz, 1764, Hamburgische Dramaturgie, 1767-1769 - Hamburg Dramaturgy, Lustspiele, 1767 (2 vols.), Briefe antiquarischen Inhalts, 1768 (2 vols.), Wie alten den Tod gebildet, 1769, Berengarius Turonensis, 1770, Trauerspiele, 1772, Zur Geschichte det Litteratur aus den Schätzen der Wolfenbüttelschen Bibliotek,1773-1781, Eine Duplik, 1778, Eine parabel, 1778 Von dem Zwecke Jesu und seiner Jünger, 1778 (fragment), Anti-Goeze, 1778,Ernst und Falk, 1778 - Ernst and Falk (tr. 1854-1872) / Masonic Dialogues (tr.1927), Die Erziehung des Menschengeschlechts, 1780, Fragmente des Wolfenbüttelschen Ungenannten, 1784, Theologischer Nachlass, 1784-86,  Theatralischer Nachlass, 1784-86 (2 vols., Ed. By KG Lessing), Literarischer Nachlass, 1793-95 (3 vols, ed. By KG Lessing), Sämtliche Schriften, 1886-1924 (23 vols., Ed. By Karl Lachmann, rev. By Franz Muncker), dan lain sebagainya.


 Nathan der Weise (Nathan sang Bijak) merupakan sebuah drama yang diterbitkan oleh Lessing pada tahun 1779. Drama ini mengandung himbauan pada toleransi keagamaan, namun drama ini dilarang keras oleh gereja untuk dipertunjukkan selama hidupnyaInti dari drama ini bukan hanya tentang toleransi antar umat beragama, tetapi juga persahabatan dan kebutuhan akan komunikasi.
            Drama ini mengambil latar tempat di Yerusalem dan latar suasana saat terjadi gencatan senjata pada peristiwa perang salib ke-3.  Nathan der Weise menggambarkan bagaimana Nathan, seorang saudagar Yahudi yang bijaksana, Sultan Saladin, dan seorang templar atau biarawan yang tidak disebutkan namanya, menjembatani perbedaan mereka, yakni antara agama Yahudi, Islam, dan Kristen.
Dengan karya ini, Lessing dianggap oleh banyak kalangan sebagai wakil utama dari Era Pencerahan. Ia selama ini dikenal sebagai dramawan, kritikus, dan filosof di Jerman. Karya-karyanya tetap populer dan berpengaruh bahkan di masa kontemporer. Jasa pemikiran dari karyanya yang dapat dirasakan terutama dalam hal toleransi beragama. Menurut Goetschel, Nathan der Weise adalah bukti dari kepedulian kritis Lessing untuk memikirkan toleransi antar umat beragama Atas pengaruhnya yang begitu besar pada Aufklarung, Museum Lessing didirikan pada tahun 1905 di Berlin, namun museum tersebut ditutup pada tahun 1936 , karena pada waktu itu toleransi keberagamaan di Jerman juga menurun . Namun, sekarang ada sebuah rumah dengan 15 ruang pameran yang pernah menjadi tempat tinggal Lessing di Wolfenbüttel.



B.     Gautier H.A Juynboll[5]
1.      Biografi Gautier H.A Juynboll
Gautier H.A. Juynboll adalah seorang pakar di bidang hadis yang lahir di Leiden, Belanda pada tahun 1935. Ia adalah murid dari J. Brugmen yang telah mendapatkan pengakuan internasional karena kepakarannya dalam kajian hadis. Dalam pendahuluan bukunya yang berjudul Studies on the Origins and Uses of Islamic Hadith, ia mengatakan bahwa dirinya telah menjelaskan perkembangan penelitiannya atas literatur hadis secara kronologis sejak akhir tahun 1960-an hingga 1996. Pada 1965 sampai 1966, Juynboll tinggal di Mesir untuk melakukan penelitian disertasi mengenai pandangan para teolog Mesir terhadap literatur hadis dengan dana bantuan dari The Netherlands Organization for the Advancement of Pure Research (ZWO). Disertasi ini disusunnya untuk mendapatkan gelar Doktor di bidang sastra, Universitas Negeri Leiden Belanda. Setelah disertasi tersebut diterbitkan, Juynboll kemudian melakukan penelitian mengenai berbagai persoalan baik yang klasik maupun yang kontemporer. Tahun 1974, ia menulis makalah berjudul On The Origin of Arabic Prose yang dimuat dalam buku Studies on the First Century of Islamic Society. Sejak saat itu ia memusatkan kajiannya pada bidang hadis dan tidak pernah meninggalkannya lagi.
Dalam beberapa kesempatan Juynboll sering mengatakan "Seluruhnya akan saya persembahkan untuk hadis Nabi". Juynboll tidak terlalu berminat dalam kegiatan mengajar dan membimbing para mahasiswa yang sedang menulis tesis dan disertasi, kegiatan sehari-harinya adalah sebagai daily visitor di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda untuk melakukan penelitian hadis, khususnya di ruang baca koleksi perpustakaan Timur Tengah Klasik (Oriental Reading Room), di bawah seorang supervisor bernama Hans van de Velde.  Sebagai seorang ilmuwan swasta, Juynboll tidak terikat dengan universitas mana pun dan sebagai akibatnya tidak memiliki jabatan akademis sebagaimana para ilmuwan besar lainnya. Pada usianya yang menginjak 69 tahun, Juynboll tinggal di Burggravenlaan 40 NL-2313 HW Leiden, Belanda.
Sebagai seorang ilmuwan dan peneliti dalam bidang studi hadis, Juynboll telah menghasilkan sejumlah karya, baik dalam bentuk buku maupun artikel. Sebagian besar pemikirannya, terutama yang terkait dengan studi hadis dan teori comman link, dielaborasi dalam tiga bukunya: The Authenticity of the Tradition Literature:Discussion in modern Egypt, Muslim Tradition: Studies in Chronology, Provenance and Authorship of Early Hadith,  dan Studies on the Origins and Uses of Islamic Hadith.
2.       Karya-Karya Juynboll
Selain buku-buku yang telah disebutkan di atas, ada sejumlah karya di bidang hadis dengan bentuk artikel, antara lain: The Date of the Great Fitna, On the Origins of Arabic Prose: Reflection on Authenticity, Shu'bah bin al Hajjaj and His Position Among the Tradition of Basra, dan An Excursus on the Ahlu Sunna in Connection with Van Ess, Theologie und Gesellschaft, vol. IV. Sementara karya Juynboll dalam bidang lain, seperti studi al Qur'an, Fiqh, dan historiografi, di antaranya adalah: Review of Quranic Studies: Sources and Methods of Scriptural Interpretation by John Wansbrough, Review of the Sectarian Milieu: Content and Composition of Islamic Salvation History, Some Thought on Early Muslim Historiography, dan New Perspective in the Study of Early Islamic Jurisprudence.

III.         PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang tokoh orintalis, yaitu Gotthold Lessing dan Gautier H.A Juynboll. Semoga dengan pemaparan tentang  kedua tokoh diatas dapat memberikan kontribusi tambahan pengetahuan kita akan tokoh-tokoh orientalis dan berbagai karya-karya serta pemikirannya.






Daftar Pustaka
Badawi, Abdurrahman. Ensiklopedi Tokoh Orientalis, terj. Amroeni Drajat. Yogyakarta: LKiS. 2003.
Jamilah, Maryam, Islam dan Orientalisme: Sebuah Kajian Analitik, (Jakarta: PT.          Raja Grafindo Persada, 1997)
Orientalisstudies.blogspot.com



[1] Badawi, Abdurrahman. Ensiklopedi Tokoh Orientalis, terj. Amroeni Drajat, (Yogyakarta: LKiS. 2003), h. 10
[2]  Maryam Jamilah, Islam dan Orientalisme: Sebuah Kajian Analitik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), h.23
[4] http://www.dictionaryofarthistorians.org/lessing.htm, diakses tanggal 6 januari pukul 14.30

[5] Orientalisstudies.blogspot.com, diakses tanggal 6 januari pukul 23.30


 
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Next Prev home
 
Support : Creating Website | Mas Imam
Copyright © 2009. GREEN GENERATION - All Rights Reserved